PWMU.CO-Kegiatan Darul Arqom Berkemajuan SD Muhammadiyah 8 Surabaya hari kedua berlangsung sangat meriah, Kamis (31/5/2018). Kemeriahan diawali dengan Ice Breaking yang diberikan oleh Mughofar sebagai sie acara merangkap pembawa acara pada kegiatan tersebut. Mughofar berhasil mengubah suasana menjadi ceria dan penuh semangat, sehingga siswa kelas IV dan V sangat antusias mengikuti acara tersebut.
Mughofar menyampaikan Darul Arqom hari kedua dikemas dengan berbagai kegiatan antara lain kegiatan berbagi ta’jil dengan warga sekitar, sholat berjama’ah, dan berbagai lomba. Dalam kegiatan ini, lanjut Mughofar, siswa diajarkan berbagi dengan sesama, melatih kemandirian, dan penambahan wawasan tentang Islam dengan menginap semalam di sekolah. “Adapun lomba yang akann diadakan adalah lomba adzan, tartil, cerdas cermat online, da’i, dan kaligrafi,” kata Mughofar penuh semangat.
Kegiatan bagi ta’jil sempat membuat kemacetan di jalan Sutorejo. Masyarakat sekitar dan walimurid sangat mendukung kegiatan tersebut. Saat terdengar suara adzan maghrib, serentak siswa mengucapkan alhamdulillah dan membaca do’a seraya berbuka puasa bersama-sama. Setelah menikmati ta’jil, siswa berkumpul di mushola untuk melaksanakan sholat maghrib berjama’ah. Siswa diharapkan mampu mengambil pelajaran bahwa saat berbuka puasa. “Kita dianjurkan untuk tidak makan terlalu banyak,” tutur Mughofar mengingatkan di sela-sela siswa berbuka puasa.
Setelah sholat terawih, siswa dikumpulkan dalam ruangan sesuai lomba yang akan diikutinya. Panitia di setiap perlombaan memberikan pengarahan tata cara lomba dan kriteria yang dinilai.
Lomba berlangsung tanpa hambatan berarti, bahkan berlangsung sangat meriah. Lomba da’i yang dilakukan di halaman SDM 8 misalnya, mendapat perhatian dan sambutan meriah dari penonton. Apalagi saat penampilan Rasya, siswa kelas V al Kabbir. Dengan gaya yang komunikatif dan penguasaan panggung yang nyaris sempurna, Rasya menyampaikan pidatonya bertemakan Ushwatul Khasanah.
“Teman-teman, apakah kalian mengidolakan Naruto atau superhero yang lain?” tanya Rasya pada penonton. Serentak penonton mengiyakan dengan semangat.
“Masya Allah! Kita boleh saja mengidolakan siapa pun, tetapi tidak boleh melebihi teladan kita pada Nabi Muhammad SAW dan orang tua kita,” kata Rasya mengingatkan dengan lantang.
Keesokan harinya saat penutupan, panitia membacakan hasil lomba. Ya, Rasya menjadi juara I lomba pidato. Selamat ya, ukir terus prestasimu. (siti jumaliah)