PWMU.CO-Di dalam Alquran diterangkan ada empat tipe kedudukan anak dalam hubungannya dengan orang tuanya. Orang tua diminta memahami ini sehingga dapat memberikan pendidikan anak di rumah dengan tepat sehingga memberikan kesan kuat ketika anak dewasa.
Hal itu disampaikan Ustadz M. Toha dalam ceramah tarawih di Masjid At Taqwa PRM Manyar Perumahaan Pongangan Indah Gresik, Sabtu (2/6/2018).
Toha menyebutkan empat tipe kedudukan anak itu, pertama, anak sebagai fitnatun atau ujian. Dijelaskan dalam Alquran surat An Anfaal ayat 28, dan ketahuilah, hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah pahala yang besar.
“Mempunyai anak-anak adalah dambaan dan kebanggaan bagi setiap orang tua, namun sering juga anak-anak sebagai ujian orang tua manakala anak-anak kita melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat susah dan resah orang tua,” urainya.
Kedua, anak sebagai zinatun hayat atau perhiasan dunia. Dia menyitir surat Al-Kahfi : 46 yang menyebutkan, harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
”Sebagai ziinatun atau perhiasan maksudnya adalah orang tua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai prestasi yang diperoleh oleh anak-anaknya, sehingga dia pun akan terbawa baik namanya di depan masyarakat,” tuturnya.
Ketiga, sebagai qurrota a’yun atau penyejuk mata. Mengutip surat Al Furqon : 74 artinya, dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang mata, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
”Semua orang tua menginginkan anak-anak sebagai qurrata a’yun. Ini kedudukan anak yang terbaik manakala anak dapat menyenangkan hati dan menyejukan mata kedua orangtuanya. Mereka adalah anak-anak yang apabila ditunjukkan untuk beribadah, seperti shalat, mereka segera melaksanakannya dengan suka cita,” tandasnya.
Apabila diperintahkan belajar, mereka segera mentaatinya, kata Toha menambahkan. Mereka juga anak-anak yang baik budi pekerti dan akhlaknya, ucapannya santun dan tingkah lakunya sangat sopan, serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
Terakhir keempat, anak sebagai aduwwun atau musuh. Surat At Taghaabun ayat 14 menyebutkan, Hai orang-orang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
”Sebagai aduwwun atau musuh maksudnya, apabila ada anak yang menjerumuskan bapaknya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama,” katanya.
Banyak contohnya, orang tua yang diperkarakan oleh anak akibat rebutan harta warisan. Anak-anak pelajar yang tawuran, ada juga anak yang lebih mencintai kekasihnya daripada akidahnya sehingga murtad.
Di akhir ceramah Toha mengajak jamaah untuk berdoa sebagaimana doa Nabi Ibrahim as yang mendoakan anak-anaknya menjadi anak yang rajin shalat dan menjadi anak-anak yang saleh dan salehah. (Yazid)