PWMU.CO-Untuk melengkapi rangkaian akhir dari jadwal berdakwah ke manca negara, 70 Mubaligh Hijrah Internasional belajar mengikuti teknik memanah, Ahad (3/6/2018). Latihan tehnik memanah yang diikuti 70 orang terdiri dari 50 muballigh dan 15 Muballighot ditambah 5 orang pendamping itu dipusatkan di gedung dakwah PCIM / PCIA Malaysia.
Kegiatan latihan memanah tidak hanya dilakukan di gedung dakwah, tetapi juga diteruskan hingga ke kampus IIUM. Hal tersebut dimaksudkan agar syiar Muhammadiyah lebih diketahui secara luas, apalagi Kementerian Agama Malaysia sendiri juga tertarik dengan pengembangan metode “Harfun” yang dikembangkan para mubaligh selama melakukan dakwah di negeri Jiran Malaysia.
“Metode Harfun ini, ternyata penemu metode ini adalah ustadz Saichu asal Surabaya,” kata petugas pendamping muballigh hijrah internasional Mu’alimin Muhammadiyah Yogyakarta, ustadz Husnan Wadi via nomor whatsapp pribadinya kepada kontributor PWMu.CO.
Lebih lanjut, ustad kelahiran pulau seribu masjid itu menjelaskan, belajar memanah diagendakan pada pukul 09.30 – 12.00 waktu Malaysia, dengan pelatih ustadz Zulfan, putra ustadz Zamzuri Umar asal Yogyakarta. “Para muballigh dan muballighot sangat antusias menggali ilmu panahan, karena olah raga memanah itu anjuran Nabi di samping berenang,” kata dia.
Zulfan mengakui mereka mendapatkan kendala saat latihan karena belum pernah berlatih dasar ilmu memanah. Mereka, kata dia, masih terlihat kaku dalam memegang gandewa,tetapi dalam wsktu tidak lama, mereka akhirnya mampu menguasainya.
Sementara itu, ustadz Husnan Wadi menambahkan bahwa ayahanda ustadz Zulfan ternyata mantan Direktur Madrasyah Mu’alimin Muhammadiyah Yogyakarta periode 1997-2004.
Disinggung soal dukungan pemerintah Malaysia terhadap mobilitas para muballigh yang tanpa terasa telah berada di ujung jadwal, ustadz Husnan Wadi mengatakan, walaupun dukungan secara langsung dari pejabat struktural negeri Malaysia belum diberikan, namun dukungan dari tokoh-tokoh perkumpulan setempat sudah lebih dari cukup. Misalnya, lanjut dia, dukungan dari ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia), MAPIM, Mosque Care, dan Brigade Malaysia. “Dukungan mereka sangat bernilai dan sangat membantu proses syiar Islam di negeri tersebut,” terang dia.
Justru yang menarik, kata dia,perhatian masyarakat Malaysia terhadap teknik pembelajaran metoda Harfun yang dikembangkan para mubaligh dan mubalighot Mu’alimin Muhammadiyah Yogyakarta. Bahkan Kementerian Agama Malaysia mulai melirik bahkan mulai tertarik dengan metode Harfun .
Mengakhiri pembicaraan, ustadz Husnan Wadi mengapresiasi minat Malaysia yang berencana mengundang penemu metode Harfun, yaitu ustadz Saichu asal Surabaya Jawa Timur untuk presentasi dalam pelatihan penerapan metode Harfun. Rencana itu akan dilakukan sebagai bentuk kelanjutan program muballigh hijrah internasional. (Dahlansae NIKMAL abdu Pare Kediri)