PWMU.CO- Materi Kajian Ramadhan 1439 H PDM Kota Probolinggo kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain mengupas soal ukhuwah, tiga narasumber menyinggung isu yang lagi hangat, kasus terorisme.
Ketiga narasumber yakni Ketua PDM Kota Batu Dr Nurbani Yusuf, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Alfian Nurizal, Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Dr dr Sukadiono.
Kajian bertema Dengan Puasa Ramadhan Kita Tingkatkan Ukhuwah Menuju Masyarakat Berkemajuan berlangsung dua hari, Sabtu-Ahad (2-3/6/2018) dihadiri sekitar 500 anggota Muhammadiyah Kota Bayuangga.
AKBP Alfian mengakui, kasus terorisme masih hangat dan berada di depan kita. ”Apalagi, setelah kasus bom di tiga titik di gereja di Surabaya dan besoknya disusul di Mapolrestabes Surabaya, beberapa hari kemudian sejumlah warga di Probolinggo kami amankan,” ujarnya.
Seperti diketahui, Densus 88 Anti Teror dibantu jajaran Polresta dan Polres Probolinggo mengamankan sebanyak 11 warga Probolinggo. ”Sebanyak 11 orang diamankan termasuk amirnya, berinisial F, warga pendatang,” ujar Kapolresta.
Dari keterangan sejumlah terduga teroris, kata AKBP Alfian, mereka berencana melakukan ”amaliah” (pengeboman) Mapolresta saat Idul Fitri mendatang. ”Mereka sudah merencanakan ’amaliah’ di Mapolresta, bahkan sudah mempersiapkan sebuah mobil Espass dan flash powder untuk peledakan,” ujarnya.
Terkait ideologis terorisme dan radikalisme, Kapolresta berharap, Muhammadiyah dan NU berperan untuk meredamnya. ”Tolong, kiai-kiai di Muhammadiyah dan NU menjelaskan agar umat tidak salah menerapkan jihad,” ujar AKBP Alfian.
Dr dr Sukadiono yang tampil usai Kapolresta menimpali, jihad dalam pengertian perang itu termasuk pengertian sempit. Jihad dalam pengertian luas adalah kesungguhan untuk berkiprah memberdayakan umat di berbagai bidang.
Menyinggung dakwah Islam, Sukadiono mengingatkan konsep Alquran dengan cara hikmah dan mauidhoh hasanah. ”Bahkan aspek dakwah tidak sebatas dakwah bi lisan (speaking skill), tetapi juga listening skill, reading skill, observation skill, dan writing skill,” ujarnya.
Komunikasi dakwah, kata Sukadiono, jangan menggunakan kekerasan. ”Jangan sedikit-sedikit menganggap pemerintah dan polisi thoghut,” ujarnya.
Dikatakan, dalam komunikasi dakwah juga dikenal sejumlah kata (qaulan): qaulan karima, qaulan ma’rufa, qaulan syadida, qaulan baligha, qaulan maisyura, dan qaulan layyinah.
Sehari sebelumnya, Sabtu, pembicara Dr Nurbani Yusuf mengingatkan, dalam berdakwah, Muhammadiyah perlu belajar kepada NU. ”Kata Gus Dur, mengapa jamaah NU lebih banyak, karena NU unggul dalam dialektika dalam mendekati umatnya,” ujarnya.
Ketua PDM Kota Batu itu mencontohkan, kebiasaan NU yang perlu ditiru Muhammadiyah di antaranya peringatan haul dan manaqiban. ”Tentu saja haul dan manaqiban yang disesuaikan dengan model Muhammadiyah,” ujar dosen UMM itu.
Dicontohkan, civitas akademika di UMM zaman now, banyak yang tidak tahu siapa yang pertama kali mendirikan UMM. Sehingga perlu ada haul (peringatan tahunan) UMM yang diwarnai pembacaan manaqib (kisah teladan) para pendiri UMM. ”Demikian juga di daerah seperti di Kota Probolinggo harus punya buku sejarah berdirinya Muhammadiyah Probolinggo,” ujar Nurbani.
Sementara itu Ketua PDM Kota Probolinggo, Masfu’ mengatakan, tema Kajian Ramadhan tahun ini memang soal ukhuwah dikaitkan dengan kasus terorisme. ”Kasus terorisme telah merobek ukhuwah sesama muslim, juga sesama warga bangsa,” ujarnya. (Ikhsan Mahmudi)