PWMU.CO-Kelahiran ormas Islam tak bisa lepas dari pengaruh keputusan politik. Termasuk KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah untuk memberantas kebodohan dan kemiskinan itu juga keputusan politik.
Hal itu disampaikan Ir Soenartoyo, bacaleg DPR dari PAN dalam Kajian Ramadhan yang diselenggarakan oleh PD Aisyiyah Sidoarjo, Ahad (10/6/2018).
Dia mengatakan, peperangan sebelum kemerdekaan Indonesia diambil juga dengan keputusan politik yang melibatkan Jenderal Sudirman dari Pemuda Muhammadiyah. ”Sementara PAN lahir dari Muhammadiyah yang didirikan semasa ketua umum PP Muhammadiyah HM Amien Rais juga merupakan keputusan politik,” ujarnya.
Dari gambaran ini Soenartoyo ingin menyampaikan kehidupan manusia tidak lepas dari keputusan politik sehingga tidak bisa melepaskan diri dari masalah ini. Keputusan politik yang dibuat pemerintah berpengaruh kepada kehidupan warganya.
Dalam forum sama Ida Zubaidah, ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sidoarjo, mengatakan, Aisyiyah organisasi dakwah bukan politik, tetapi kita tidak boleh abai pada politik, karena politik itu dampaknya besar. ”Politik bisa mengatur semua urusan masyarakat. Termasuk mengatur ekonomi. Contohnya, mengatur kenaikan harga bahan makanan,” tuturnya.
Zubaidah menyebutkan, Nabi Muhammad saw menghadapi musuh dalam perperangan dengan siyasah, dengan strategi politik. ”Jika muslim tidak peduli dengan politik maka politik akan diambil orang non muslim. Politik itu sendiri bisa digunakan sebagai sarana amal makruf nahi munkar,” tuturnya.
Kajian Ramadhan dengan tema Sinergitas Gerakan Dakwah dalam Menghadapi Tantangan Politik Masa Depan ini dihadiri PDA Sidoarjo dan perwakilan PCA se-Sidoarjo, Pemuda Muhammadiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah.
Syamsul Hadi, ketua Pemuda Muhammadiyah Sidoarjo menambahkan, kaum perempuan yang banyak memiliki hak suara tidak boleh alergi politik. Sebab perempuan dalam perpolitikan itu penting, ikut menentukan arah politik Indonesia.
Tantangannya sudah jelas, lanjut Syamsul, semua kader Muhammadiyah atau Aisyiyah yang ikut politik harus dimenangkan dalam Pileg, Pilkada atau Pilpres. (Sudono)