PWMU.CO – Wisuda kelas VI SD Muhammadiyah 4 Pucang-Surabaya tahun 2018 ini terasa istimewa, Ahad (10/6). Dari 272 siswa yang diwisuda, ada satu siswa yang berkebutuhan khusus. Ialah M. Nero Ozzora Arrendatama kelas VI-G. Dengan berkursi roda, Nero ia tidak merasa malu bahkan tampak raut wajahnya sangat bahagia dan gembira.
Saat ia didorong naik ke atas panggung untuk mengambil ijazah, bersalaman dengan wali kelas serta kepala sekolah, banyak wali murid termasuk guru-guru tidak kuasa menahan air mata. Mereka sangat bangga atas semangat yang dimiliki oleh Nero, panggilan akrabnya.
Sesaat setelah wisuda usai, ia menyampaikan rencananya bahwa ia akan melanjutkan sekolah di SMP Negeri 13 Surabaya. Ia juga mengungkapkan bahwa ia sangat terkesan sekolah di Mudipat. “Saya sangat senang sekolah di sini. Teman-temanku baik semua, kalau aku butuh bantuan tanpa diminta mereka dengan rela membantuku. Guru-gurunya juga baik semua. Pokoknya aku bangga jadi murid di sini,” kesannya.
Bukan hanya saat momen wisuda, kesehariannya di sekolah tidak jauh berbeda. Itu tidak lain karena dukungan dari kedua orangtuanya yang luar biasa. Setiap hari sang Papa harus menggendongnya untuk sampai di lantai tiga, tempat ia belajar. Begitu juga saat pulang sekolah, dengan sabar si Papa menggendongnya turun. Namun saat di kelas, ia bisa menggunakan kursi roda.
Meski ukuran tubuh Nero sangat besar, namun Papanya dengan penuh kasih sayang berusaha kuat bisa menggendongnya. Di awal kelas satu dan dua Nero masih bisa berjalan, meski hanya sedikit-sedikit. Namun semenjak kelas atas, fisik tubuhnya semakin besar, sehingga kakinya tidak kuat lagi.
Selain memiliki kedua orang tua yang luar biasa, Nero juga memiliki teman-teman yang hebat. Betapa tidak, setiap kali Nero hendak ke kamar mandi misalnya, teman-temannya dengan senang hati akan membantunya. Ada yang mendorong kursi rodanya, ada yang bantu angkat tubuhnya hingga bisa beraktifitas di kamar kecil tersebut.
Ketika teman-teman sekelasnya ditanya bagaimana kesan memiliki teman Nero, kebanyakan mereka menjawab senang dan bangga . Seperti kesan dari Boemi favian Arethausa. “Nero anaknya baik, semangatnya luar biasa. Ia pantang menyerah. Dari dialah aku juga termotivasi untuk tetap semangat dalam belajar,” kesannya.
Selain itu lingkungan sekolah dan guru-guru di sini tidak pernah membedakan perlakuan terhadap Nero. Seperti kesan dari Ustadz Yuliono Dwi Cahyono- guru kelasnya. “Saya sangat bangga dengan Nero. Perjuanganya untuk mencari ilmu setiap hari sangat luar biasa. Support dari kedua orang tuanya sangat besar. Begitu juga support teman-temanya luar biasa,” ungkapnya.
Semoga semangat Nero bisa menginspirasi kita semua! (azizah)