PWMU.CO – Berdoa merupakan salah satu tabiat manusia terhadap penguasa alam. Secara berurutan, seperti dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 186, ia menjadi kelanjutan dari ayat yang berkaitan dengan puasa. Allah swt menjanjikan semua permintaan hamba-Nya. Tapi, tentu saja syarat dan ketentuan tetap berlaku.
Hal ini disampaikan Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo, Sudarsono, saat mengawali kultum tarawih di masjid An-Nur Muhammadiyah Sidoarjo (10/6). “Apalabi hamba-Ku bertanya tentang Aku katakan aku itu dekat, mintalah kepadaku niscaya Aku kabulkan. Tapi laksanakan dulu perintah-Ku sehingga kamu jadi orang yang terbimbing,” papar Sudarsono.
Hal itu mengutip pada surat al-Baqarah ayat 186, yang terjemahan lengkapnya adalah sebagai berikut. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.”
Perintah Allah swt bagaimana yang harus dilakukan agar bisa berdoa dengan mustajabah? “Semua yang dilaksanakan harus serba syariyah, sesuai dengan hukum yang telah ditentukan oleh Allah. Jangan tergoda oleh hal-hal yang tidak jelas, yang tidak ada tuntunannya,” jelas Sudarsono.
Apalagi di bulan Ramadlan ini, tambah Sudarsono, bacalah al-Quran dan bertadarus. Resapi bacaan al-Quran sehingga bisa menyerap bacaan al-Quran lahir batin agar spiritual meningkat. “Apa yang diinstruksikan Allah dilaksanakan. Apa yang dilarang Allah, tinggalkan. Itulah tanda orang-orang yang terbimbing, orang-orang yang mendapatkan petunjuk,” rinci pengasuh kajian tafsir Ibnu Katsir Masjid An-Nur.
Dalam al-Quran surat al-Muzammil, surat yang turun setelah sekian lama tidak turun wahyu, memberikan pesan luar biasa bagi orang beriman. “Hai Orang-orang yang berselimut, orang-orang yang tidak berbuat apa-apa, orang-orang yang berpangku tangan, bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil,” ujar ustadz yang biasa dipanggil Pak Darsono ini seraya membaca surat al-Muzammil.
Memang, jelas Darsono, Allah menjadikan malam sebagai selimut, dan menjadikan siang sebagai waktu mencari kehidupan sebagaimana termaktub dalam surat an-Naba ayat 10-11. Yang artinya “dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian, dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan”. “Namun demikian gunakan malam untuk mendekatkan diri kepada Allah,” pesan Darsono.
Karakteristik orang beriman menurut Rasulullah, jelas Darsono, di sepuluh malam terakhir senantiasa,mengencangkan ikat pinggang, membangunkan keluarganya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Hal itu sebagaimana tercantum dalam al-Quran surat al-Muzammil ayat 5 dan al-Isra’: 79. (ernam)