PWMU.CO – Begitu bertemu dan ngobrol, langsung tampak warna Muhammadiyah dalam dirinya. Itulah sosok Dr H Amran Suaidi SH MH, Ketua Muda Mahkamah Agung RI.
Orangnya disiplin, ramah, serta sangat low profile. Kontributor pwmu.co berkesempatan silaturahim ke rumahnya di Apartemen Sekretaris Negara, Kemayoran Jakarta Pusat, Senin (18/6/2018).
Kontributor PWMU.CO datang bersama Sekretaris Prodi Magister Hukum Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Surabaya Dian Berkah MHI.
Amran Suaidi mempunyai kenangan masa muda yang sangat akrab dengan Muhammadiyah.
Amran bercerita belajar organisasi sejak aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Belawan Medan, Sumatera Utara. “Saya sempat mengikuti pengkaderan Taruna Melati I hingga Taruna Melati III,” ujarnya.
Pria kelahiran Belawan, 24 April 1954 tersebut juga pernah aktif di Pemuda Muhammadiyah Cabang Belawan. “Saya juga pernah mengikuti Muktamar Pemuda Muhammadiyah sebanyak dua kali. Tapi saya sudah lupa, waktu itu ketua umumnya siapa ya. Kalau tidak salah sekitar tahun 78-80an,” ujarnya tertawa.
Semangat ber-Muhammadiyah rupanya sudah mengalir dalam keluarga besar Amran. “Ayah saya aktivis Muhammadiyah di Aceh. Bahkan adik kakek saya yakni guru besar UIN Jakarta Prof Dr Penok Dali itu pernah menjadi anggota Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” jelasnya.
Karena aktif di Persyarikatan Muhammadiyah, Amran mendapat pasangan hidup aktivis Muhammadiyah juga. “Ya… saya bertemu istri ketika sama-sama aktif di Muhammadiyah. Waktu itu istri saya menjadi anggota Nasyiatul Aisyiyah Belawan,” ungkapnya.
Ayah tiga anak tersebut menggeluti ilmu hukum sejak menempuh pendidikan S1 Peradilan Agama IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta dan lulus tahun 1978.
Ia kemudian kembali ke Medan dan kuliah lagi S1 Fakultas Hukum Universitas Amir Hamzah Medan, lulus tahun 1991.
“Saya melanjutkan studi pascasarjana di Magister Manajemen STIE IPWIJAYA Jakarta dan lulus tahun 2006. Setelah itu, saya mengambil program Doktor Ilmu Hukum Universitas Islam Bandung dan alhamdulillah lulus tahun 2014,” paparnya.
Selain sebagai hakim, Amran mengaku sangat suka mengajar. “Saya kalau sakit, disuruh mengajar, langsung hilang sakitnya,” ujarnya disambut tawa dan dibenarkan oleh istrinya.
Sebelumnya, Amran pernah mengajar di beberapa kampus di Jakarta. “Pernah juga mengajar di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Saat ini, saya mengajar di Magister Hukum Ekonomi Syariah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya,” ungkapnya.
Di akhir sesi silaturrahim, Amran mengaku bersyukur di tengah kesibukannya sebagai Pejabat Lembaga Tinggi Negara masih bisa mewakafkan ilmunya di Persyarikatan Muhammadiyah.
“Bagi saya, Muhammadiyah juga berkontribusi dalam mengawal perkembangan hukum di Indonesia. Semoga ini bisa menjadi ladang amal dan medan pengabdian bagi saya khususnya. Amin,” pungkasnya. (Vita)