PWMU.CO – “Allohuakbar, Allohuakbar, Allohuakbar!” Gema takbir berkumandang di seluruh penjuru dunia. Hari kemenangan umat Islam setelah menjalani puasa ramadhan 1 bulan penuh. Dalam kesempatan istimewa ini, keluarga besar Sekolah Dasar (SD) ‘Aisyiyah 1 Nganjuk menggelar sholat Idul Fitri di halaman Stadion Nganjuk.
SD ‘Aisyiyah 1 Nganjuk menyambut para jama’ah yang datang berbondong – bondong. Ratusan jama’ah memadati halaman Stadion nganjuk yang terletak di Jl. Anjuk Ladang, Ploso, Kec. Nganjuk, Kab Nganjuk, Jawa Timur. Para pemudik, masyarakat setempat, keluarga wali murid SD ‘Aisyiyah, dan warga perguruan ‘Aisyiyah tercakup dalam satuan jama’ah.
Jama’ah datang beserta keluarga. Rasa bahagia menyambut Idul Fitri 1439 H. Seraya terpancar dari wajah para jama’ah dan keluarga besar SD ‘Aisyiyah 1 Nganjuk. Saling bersalaman dan bermaaf – maafan satu sama lain.
Warga stadion sangat gembira, halaman stadion begitu ramai dengan sholat Id yang digelar SD ‘Aisyiyah.
Di kesempatan ini Dr Samsuri, M.Pd sebagai khotib memnyampaikan materi tentang perubahan. Setelah berpuasa selama 1 bulan penuh, maka di hari yang fitri ini mereka diibaratkan sebagai wisudawan. Yakni wisuda atas suksesnya melewati pendidikan dan pelatihan dalam puasa Ramadhan menuju ketaqawaan.
“Melalui sholat ied di tanah lapang ini tentu dengan membesarkan nama Allah dengan bertakbir, bertahlil, dan bertahmid. Dan perubahan itu hendaklah menjadi lebih baik amal kita, menjadi lebih ikhlas perbuatan ibadah kita, menjadi lebih banyak sedekah kita dan tentu harus lebih bersyukur atas nikmat-Nya,” terangnya.
Dia mengibaratkan perubahan yang terjadi pada ular. Ular bertapa sampai 6 bulan lamanya untuk dapat merubah kulitnya. Namun wujudnya tetap ular. Namun bagaimana jika memperhatikan ulat. Saat ingin berubah, bertapa beberapa saat. Dan setelah berubah yaitu menjadi kupu-kupu.
“Maka menjadi indah, menjadi lebih bermanfaat, dan kita manusia pun ingin memegangnya. Berbeda saat masih berupa ulat. Kita akan jijik, takut karena dapat mengakibatkan kulit kita gatal, dan merusak tanaman,” pungkasnya. (Liya Winarsih)