PWMU.CO – Ketika mengisi pengajian ideologi di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM), Senin (11/6/18), Nadjib Hamid mengawali tausiahnya dengan melontarkan tantangan membaca arab gundul. Tulisan arab tersebut merupakan pesan dari pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.
“Coba saya tanya, dari ustadz-ustadzah ada yang bisa membaca bahasa Arabnya ini?” tanya Nadjib Hamid sembari menunjuk slide presentasinya. Tantangan itu pun dijawab oleh salah satu peserta, Ghufron S.Pdi yang merupakan guru pelajaran Al-Qur’an.
“Hati-hati dalam membaca bahasa Arab, karena kebenaran membacanya adalah dari harakat akhirnya,” kata Nadjib Hamid mengingatkan, yang disambut tawa oleh peserta.
Saat itu Ghurfron benar-benar merasa grogi. Karena harus membaca bahasa Arab gundul di hadapan para guru senior. “Bagaimana tidak grogi baca tulisan Arab Gundul di hadapan para senior ustadz-ustadzah SDMM”, terangnya menjelaskan suasana hatinya ketika itu.
Setelah berhasil membaca tulisan arab itu, Nadjib Hamid kembali memberikan pertanyaan. “Apakah di sekolah ini jika ada tulisan Arab perlu diterjemahkan?” Semua hadirin kompak menjawab, “Perlu!”
Dengan jawaban itu, maka Wakil Ketua PWM Jatim ini pun menerjemahkannya dengan penuh makna. “Manusia itu semua seperti benda mati kecuali yang berilmu. Tetapi yang berlimu atau ulama itu semuanya diliputi kebimbangan kecuali yang mengamalkannya. Demikian pula mereka yang beramal dalam ketakutan. Kecuali mereka yang Ikhlas,” kata Nadjib menerjemahkan tulisan arab tersebut yang merupakan pesan dari Kiai Ahmad Dahlan.
“Dengan ini saya memberikan buku fiqih kekinian yang tidak ada di fiqih klasik,” tutur Calon DPD RI ini sambil menyodorkan hadiah buku kepada Ghufron karena sudah berhasil menjawab tantangannya.
Ghufron mengaku bangga dan senang bisa mendapatkan hadiah tersebut. Apalagi, hadiah itu diterima dari seseorang yang telah banyak menginspirasinya.
“Ketika menerima hadiah buku itu, senang bercampur bangga. Bukan dari nilai bukunya, tapi dari orang yang sangat menginspirasi saya tentang semangat berjuang beliau dalam ber-Muhammadiah,” kata lulusan perguruan Maskumambang Gresik ini. (zaw)