PWMU.CO – Kegiatan akhir tahun pelepasan siswa akhir PAUD, TK, TPA, MI, MTs dan Madin Perguruan Muhammadiyah Wotan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik dihadiri oleh PCIM dan PCIA Malaysia, Sabtu (23/7/2018). Mereka mengikuti prosesi acara dengan rasa kagum dan bangga kepada Perguruan Muhammadiyah tersebut.
Sejumlah 20 anak PAUD, 24 anak TK, 8 santri TPA, 21 siswa MI, 18 siswa MTs. dan 17 santri Madin diwisuda secara berurutan. Kemudian siswa-siswi berprestasi dari semua tingkat pendidikan diberi penghargaan.
Ketua Pimpinan Cabang Istimewah ‘Aisyiyah (PCIA) Malaysia Nita Nasyitha SPd Med dalam sambutannya mengaku, baru pertama kali menghadiri acara wisuda mulai PAUD, TK, TPA, MI, MTs sampai Madin. Dia mengapresiasi acara tersebut karena berjalan dengan baik dan tersusun rapi.
“Saya juga salut dan bangga kepada lembaga pendidikan ini yang punya segudang prestasi baik tingkat kecamatan, kabupaten bahkan tingkat nasional. Sekali lagi tepuk tangan untuk bapak-ibu guru,” ujar Nita -panggilan akrabnya- yang disambut tepuk tangan para hadirin.
”Tadi saya dengar ada juara lomba tepuk dan yel-yel MI dan MTs. Waduh, saya tidak bisa membayangkan betapa meriahnya itu waktu lomba, tingkat kecamatan lagi. Juga ada hafidzah 4 juzz dari Madin. Pokoknya is the best lembaga pendidikan Muhammadiyah ini. Dan, suatu kehormatan bagi saya diberi kesempatan berbicara dalam acara ini,” sambungnya.
Nita kemudian bercerita tentang keadaan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Malaysia khususya dari Desa Wotan. Meskipun berstatus sebagai TKI, namun semangat mereka dalam menghidupi Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah sangat luar biasa. Hampir setiap minggu mengadakan pertemuan.
”Di Malaysia kami juga rutin mengadakan rapat maupun kegiatan. Dan kalau sudah membahas soal makanan, yang pertama kali muncul dalam ide kawan-kawan adalah masakan gule bumbu Wotan. Jadi. masakan ala Wotan ini sudah terkenal di Malaysia,” kata Nita yang kembali disambut tepuk tangan para undangan.
Diakhir sambutannya Nita berbicara tentang tantangan era digital. Dia berpesan kepada guru dan semua orang tua untuk terus mengawasi anak-anak.
“Tantangan terberat kita saat ini adalah era digital. Jika dimanfaatkan dengan baik, ia punya banyak manfaatnya. Namun jika disalahgunakan, maka madharatnya juga lebih besar,” pungkasnya. (Raden Syahid)