PWMU.CO-Seringkali manusia menganggap amal perbuatan yang dilakukan sebagai kebaikan padahal itu keburukan. Ketua Lembaga Dakwah Khusus PWM Jatim Muhammad Arifin MAg mengupas masalah amal saleh dan amal salah dalam Pengajian Ahad Pagi Al Qalam di Kutorejo Mojokerto, Ahad (24/6/2018).
Secara sederhana, kata M. Arifin, amal saleh adalah segala perbuatan baik yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Amal itu sesuai dengan syariat Allah dan RasulNya, sebagaimana firman Allah, kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu),maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui (Al Jatsiyat:18).
”Tidak sedikit orang berlomba-lomba untuk melakukan amal saleh. Namun, di antaranya ada yang hanya mengandalkan semangat beribadah yang tinggi tanpa dibarengi dengan ilmu sehingga tertipu, karena amalan yang mereka lakukan ternyata bukan amal saleh melainkan amal salah,” tuturnya.
Ustadz Arifin menyampaikan, suatu amalan dapat disebut amal saleh bilamana mengandung kebaikan atau manfaat bagi diri dan orang lain, baik kemanfaatan di dunia maupun di akhirat.
”Selain itu sesuai dengan syariat Allah yang berarti memiliki dalil, yaitu dalil yang mensyariatkan melakukan amalan tersebut (untuk urusan akhirat), atau tidak adanya dalil yang melarang untuk melakukan amalan tersebut (untuk urusan dunia). Dalilnya tentu berasal dari pembuat syariat, yaitu Allah dan Rasul-Nya, bukan dari manusia biasa seperti kita,” paparnya lagi.
Sedangkan amal salah, sambung Arifin, biasa juga disebut maksiat. Walau pandangan orang banyak adalah suatu kebaikan. Amal salah adalah perbuatan yang tidak mengandung kebaikan atau manfaat baik terhadap diri dan orang lain, termasuk perbuatan yang merugikan diri dan orang lain. Intinya, amal salah adalah amalan yang tidak disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
”Jadi suatu perbuatan baik menurut manusia bisa menjadi buruk di sisi Allah, bila perbuatan yang kita sangka baik itu tidak disyariatkan atau tidak sesuai dengan syariat Allah dan tuntunan Rasulullah,” ujarnya.
Dalam kehidupan kita, kata dia, terdapat banyak amalan yang disangkakan amal saleh padahal sebenarnya bukan. ”Karena amalan itu hanya buatan manusia, bukan syariat Allah atau rasul-Nya,” tegasnya.
Atau amalan itu memang disyariatkan Allah dan rasul-Nya tetapi pelaksanaannya tidak sesuai dengan tuntutan Rasulullah tetapi mengikuti tata caranya sendiri. Padahal Rasulullah telah menyatakan barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada atasnya syariat kami maka tertolak seperti diterangkan dalam hadits Bukhari dan Muslim. (Mar)