PWMU.CO-Kegiatan pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Kurikulum 2013 SD Aisyiyah 1 Nganjuk berjalan lancar, Senin (25/06/2018). Salah satu materi yang cukup menarik di pelatihan ini adalah tentang Penerapan Literasi dalam Pembelajaran disampaikan Pengawas Sekolah Drs.Sunardi. Dalam kesempatan itu, Sunardi memaparkan dengan lengkap tentang perkembangan pengertian literasi, jenis-jenis literasi, pentingnya literasi, dan alasan mengapa tingkat literasi di Indonesia masih rendah.
Menurut Sunardi bahwa secara sederhana pengertian literasi adalah kemampuan kognitif untuk membaca dan menulis. Pengertian ini, lanjut Sunardi, kemudian berkembang jadi kemampuan membaca, menulis, berbicara secara lisan (oral), dan menghitung. “Dalam buku saku Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa literasi adalah kemampuan dalam mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas,” terang dia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan mengenai jenis-jenis literasi. Menurut dia, ada empat jenis literasi, yakni literasi dasar (basic literacy) yang merupakan kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung. Kemudian, kata dia, literasi perpustakaan (library literacy), yang merupakan kemampuan lanjutan untuk mengoptimalkan fasilitas perpustakaan yang ada. “Hal ini dapat kita lakukan dengan membiasakan waktu istirahat untuk belajar di perpustakaan,” ucap dia.
Jenis liereasi berikutnya, kata dia, adalah literasi media (media literacy) yang merupakan kemampuan menggunakan berbagai media dan memahami tujuan penggunaannya. Dan jenis literasi terakhir, lanjut dia, adalah literasi teknologi (technology literacy) yang merupakan kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi dan memanfaatkannya.
“Jadi, literasi merupakan hal penting karena membuat seseorang mampu untuk berkontribusi kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan peranannya sebagai warga negara global,” tutur dia.
Dalam kesempatan itu, dia juga menjelaskan alasan mengapa tingkat literasi di Indonesia rendah. Dikatakan, tingkat literasi di Indonesia masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, rendahnya kualitas lulusan, rendahnya gizi, rendahnya infrastruktur pendidikan, dan rendahnya minat membaca masyarakat. Dari sini bisa disimpulkan betapa pentingnya literasi. Seseorang yang suka membaca akan berpengaruh pada kemampuan menulisnya. Kemampuan berliterasi sangat berpengaruh pada seseorang, kelompok, atau bangsa.
“Oleh karena itu, mari kita hidupkan literasi bangsa. Kita bisa menghidupkan literasi kalau kita sebagai seorang pendidik juga menjadi bagian dari literasi itu sendiri. Tidak mungkin kita mengharap anak didik kita suka membaca dan menulis kalau kita sendiri sebagai guru tidak suka membaca dan menulis,” kata dia.
Disampaikan, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) bukan hanya untuk siswa tetapi juga untuk guru. Guru hendaknya tidak mengajarkan ilmu saja, yang lebih penting adalah guru mengajarkan bagaimana cara belajar yang baik, memberi semangat dan menanamkan kepada siswa untuk mampu belajar sepanjang hayat. Tugas inilah yang harus dilaksanakan sebagai seorang guru di tingkat Sekolah Dasar, karena Sekolah Dasar merupakan sekolah yang membangun pondasi atau dasar kepada anak didik kita yang nantinya dapat menjadi modal utama bagi mereka di masa akan datang. (Mau Lidya Umaya)