PWMU.CO – Kisah kedekatan Dr dr Sukadiono, Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, dengan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pamekasan Daeng Ali Taufik terjadi pada tahun 1991. Bukan karena keduanya sama–sama sebagai pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah, namun Lebih dari itu. Ada kenangan tersendiri yang selalu diingat oleh Sukadiono.
”Saya ini punya kenangan tersendiri dengan Pak Daeng,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya ini.
Sukadiono menceritakan kenangan pada tahun 1991. Saat itu di masjid Jenderal Sudirman Surabaya, untuk kali pertama Sukadiono khotbah di atas mimbar. ”Khotbah di mimbar itu adalah pengalaman pertama saya,” ujarnya.
(Baca juga: Menggerakkan Muhammadiyah Harus dengan Tauhid)
Usut punya usut ternyata, yang kali pertama mengajari Sukadiono untuk khotbah di atas mimbar, tak lain adalah Daeng. ”Yang mengajari kali pertama untuk khotbah adalah Daeng. Saat itu juga saya dijadwalkan untuk ceramah di atas mimbar,” ujarnya.
Lebih lanjut Sukadiono menceritakan kenangan lainnya. Yakni saat Sukadiono bertemu dengan calon istri (sekarang istri Sukadiono) untuk kali pertama. Ternyata di balik pertemuan itu, usut punya usut ada peran dari Daeng. Pertemuan keduanya terjadi di tempat yang sama, yakni di masjid Jendral Sudirman Surabaya.
”Wanita yang sekarang menjadi istri saya ini, dulunya dikenalkan oleh Pak Daeng. Di tempat saya pertama kali saya ceramah. Beliau mak jomblang (perantara pernikahan) saya,” tutur Sukadiono saat memberi sambutan pada pelantikan PDM dan PDA Pamekasan, Kamis (5/5). (aan)