PWMU.CO-Arya, siswa kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 28 itu tersenyum begitu turun dari tempat tidur usai dikhitan. Sambil dituntun ayahnya dia berjalan pelan keluar ruang memberi senyuman kepada anak-anak lain yang menunggu giliran.
”Sakit?” gurunya bertanya.
”Sakit sedikit,” jawabnya. Dia kemudian diberi bingkisan oleh panitia sebelum pamit pulang.
Beragam sikap diekspresikan oleh 55 anak peserta khitan yang digelar di MIM 28 Jl. Raya Bangkingan Surabaya, Ahad (8/7/2018). Acara ini diadakan bersamaan dengan Pengajian Ahad Pagi ole PCM Lakarsantri. Khitan massal bekerja sama dengan Universitas Wijaya Putra, RS Wiyung Sejahtera, dan PMI Kota Surabaya.
Ada anak yang semula tenang percaya diri saat masuk ruang operasi. Begitu naik tempat tidur dan dokter mulai menangani, langsung saja anak itu berteriak,”Sakiiiiit…..” Tentu saja dokter dan orangtuanya tertawa.
”Husss…baru dibersihkan kok sudah teriak sakit,” kata dokter dari RS Wiyung Sejahtera.
”Takut suntik yang dipegang itu,” teriak anak itu.
Ada anak yang begitu naik tempat tidur, langsung menyalakan HP dan main game. Dia menjawab singkat-singkat saja ketika dokter bertanya. Walaupun asyik main game tapi rasa khawatir dan grogi tetap saja tampak dari gemetar tangan dan desisan mulutnya saat dikhitan.
Dengan sabar dokter dan orangtua yang mendampingi menenangkan anak-anak peserta khitan dan meyakinkannya tidak sakit jika disunat. Maka satu per satu anak-anak bergiliran menjalani khitan ini. Khitan kali ini memakai teknik laser.
Untuk kegiatan ini satu kelas MIM 28 diubah menjadi ruang operasi. Ada lima bed dipasang dengan ditangani lima dokter yang dibantu aktivis Palang Merah Remaja Universitas Wijaya Putra dan PMI Kota Surabaya.
Ketua PCM Siswanto menuturkan, kegiatan khitan ini merupakan dakwah Muhammadiyah Lakarsantri kepada masyarakat. ”Khitan itu wajib bagi setiap muslim seperti diperintahkan Rasulullah. Selain khitan anak-anak muslim wajib diajari membaca Alquran dan shalat sehingga menjadi muslim yang baik,” tuturnya.
Dakwah Muhammadiyah di Lakarsantri, sambung dia, dilakukan dengan menggandeng masyarakat dan lembaga atau perusahaan di wilayah ini sebagai kerja sama sebagai kepedulian sosial. ”Saya mengucapkan terima kasih kepada Universitas Wijaya Putra, RS Wiyung Sejahtera, dan PMI Kota Surabaya yang bersinergi dengan MIM 28 untuk kegiatan ini. Semoga bermanfaat sebagai amalan jariya,” tandasnya. (sgp)