PWMU.CO – Hidup bagai naik kapal besar. Jika ada satu penumpang saja yang usil dan melubangi kapal, semuanya tenggelam. Bukan hanya yang melubangi kapal saja. Demikian salah satu petikan ceramah Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Nadjib Hamid MSi saat mengisi pengajian silaturrahim keluarga besar Muhammadiyah Cabang Tanggulangin, Sidoarjo, Selasa (10/7)
“Tidak boleh egois, harus lebih peduli terhadap lingkungan di mana kita berada,” demikian pesan Nadjib Hamid kepada warga yang hadir. Karena itu, tambah Nadjib, kegiatan apapun yang dilakukan Muhammadiyah tidak boleh hanya berhenti pada kegiatan itu tanpa tindak lanjut.
Banyak kegiatan dan program yang telah dilaksanakan oleh warga Muhammadiyah. Mulai pengajian, pelatihan, seminar, dan lain-lain. Hanya saja masih belum berkesinambungan. “Sudah banyak program dan Kegiatan yang sudah dilaksanakan. Buat halal bi halal, pengajian akbar, setelah itu apa?” tanya Nadjib kepada jamaah yang memadati Masjid Rahmat, Desa Penatarsewu itu.
Hal yang harus diperhatikan justru pada tindak lanjut dari kegiatan tersebut. “Seperti Kiai Ahmad Dahlan, beliau tidak pernah pindah surat kalau belum diamalkan. Kalau sudah dilaksanakan baru pindah belajar yang lain,” tegas calon anggota DPD RI Pemilu 2019 itu.
Karena itu, jangan sampai setelah satu kegiatan selesai, justru tidak ada tindak lanjutnya. Terutama lebih peduli pada lingkungan sekitar. Nadjib lantas mencontohkan Walikota Surabaya yang mempraktikkan “isi pengajian” dengan kebijakan menutup lokalisasi Dolly.
Kebijakan luar biasa itu memantik reaksi luar biasa, tapi Walikota sukses menutup lokalisasi yang sudah berusia ratusan tahun itu. “Ini menunjukkan betapa efektifnya dakwah yang bersinergi dengan kekuasaan. Hal yang tidak bisa dilakukan oleh banyak orang, tapi dengan kekuasaan semua bisa terselesaikan,” pungkas Nadjib. (r6)