PWMU.CO – Dengan penuh semangat, perempuan muda di depan forum itu lantang menyuarakan sapaan: kaifa haalukum? “Alhamdulillah, ma’annajaah, ma’annajaah, Tajdid, yes,” begitu jawab peserta sambil mengepalkan tangannya.
Begitulah suasana pelatihan Tajdid di masjid An-Nur Muhammadiyah Sidoarjo, (12/7). Zaitun Nailiyah, perempuan yang mengkonsolidasikan peserta ini begitu semangat mencairkan suasana. “Tepuk semangat, tepuk tunggal,” pekik perempuan asal Gresik ini.
Selama tiga hari mendatang, 70 peserta ini mengikuti pelatihan membaca al-Quran dengan metode Tajdied. Sebuah metode yang dikembangkan oleh Muhammadiyah Jatim, yang mengarusutamakan kemampuan membaca tulisan Arab bersambung, bukan huruf perhuruf. Langsung membaca kata, bukan berangkat dari membaca huruf.
Dalam sesi pembukaan, salah satu pengembang metode Tajdied, Ahmad Jufri Ubaid, menekankan pentingnya peserta untuk memperkuat niat. “niat merupakan salah satu langkah penting menuju keberhasilan,” jelasnya menguatkan karena pelatihan berlangsung 3 hari.
Dengan kehadiran metode Tajdied, tambah anggota Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim itu, merupakan langkah untuk mempermudah belajar membaca al-Quran dengan benar dan irama yang bagus. “Karena membaca al-Qur’an itu harus benar, walaupun bagus,” pesannya dengan nada kelakar.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Tajdied Center, Misbahul Munir, menjelaskan tentang tujuan pelatihan “Metode Tajdid ini mempercepat membaca, memahami, dan menghafal al-Quran,” jelasnya sambil menyatakan metode ini sudah dipakai berbagai khalayak.
Bukan hanya digunakan kalangan internal Muhammadiyah. “Sudah berjalan selama lima tahun, menggunakan panduan standar international,” lanjutnya. Pelatihan ini diikuti 70 peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mulai Bojonegoro, Tuban, sampai Probolinggo, Banyuwangi, dan lain-lain. (r6)