PWMU.CO – Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dra Arbaiyah Yusuf MA menjadi pembicara dalam acara The 1st ACCESS Enlightning Session, Sabtu, (14/7/18).
Kegiatan bertema “Membangun Sekolah Islam Abad 21 yang Sesungguhnya” tersebut diprakarsai oleh SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat).
Kepada peserta yang terdiri dari dan guru dan karyawan SD Mudipat serta beberapa guru dari sekolah di Jawa Timur itu, Arbaiyah memberikan pesan-pesan penting.
“Untuk mengubah hidup, kita harus menggunakan kebaikan menjadi energi. Nah, saat menempatkan energi untuk kebaikan itu, kita akan mendapat keajaiban dalam kehidupan,” ungkapnya.
Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu memberikan tips bagaimana menjadi guru hebat dengan kebaikan. “Tulislah 100 hal kebaikan yang menumbuhkan energi setiap harinya. Dengan begitu kita tidak akan menjadi kecil, tapi selalu berbahagia,” jelasnya.
Salah satunya, lanjut dia, dengan kalimat syukur atas apa yang kita dapatkan. “Alhamdulillah atas makanan ini. Alhamdulillah atas nafas yang diberi, dan seterusnya. Saya pernah melakukannya dan manjur,” ucapnya memberi contoh.
Mengutip wejangan mantan Rektor Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Khoiruddin Bashori yang pernah disampaikan kepadanya, wanita kelahiran Ponorogo itu berpesan, “Katakan alhamdulillah agar sehat dan bahagia.”
Menurut Arbaiyah, pesan singkat itu sangat bermakna. Bahwa bahagia dapat diciptakan dengan rasa syukur. Karena itu dia berpesan kepada para guru agar selalu mengucapkan hamdalah dalam segala situasi. “Karena etos kerja guru dimulai dari hati, harus bahagia. Intinya etos guru mulai dari kata happy“, jelasnya.
Arbaiyah juga memaparkan tiga posisi atau peran guru di abad 21 ini. “Posisi pertama adalah menjadi manusia sebagai manifestasi Allah yang memancarkan cahaya. Menyinari dengan ilmunya. Seperti yang disebutkan hadits tentang sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi orang lain,” urainya.
Posisi kedua, lanjut dia, sebagai pemimpin di muka bumi yang bertugas menciptakan kesejahteraan alam semesta dan menjaga keharmonisan kehidupan manusia.
Posisi ketiga adalah sebagai hamba Allah. Maka, ujanya, guru harus tampil dengan 99 nama Allah. Bagaimana menjadi Arrahman, Asshabur, Alalim, dan seterusnya.
“Ketiga posisi tersebut harus menyatu pada diri yang berilmu dan berakhlak. Berbasis pada nilai-nilai Islam. Itulah ciri guru abad 21,” ungkap perempuan yang pernah menjadi konsultan Bank Dunia itu.
“Oiya satu lagi, setelah mengajar jangan lupa bertasbih dan mendoakan siswa serta mengembalikan kepada Allah. Karena bukan kita yang memberi hidayah pada mereka, tapi Allah,” pesannya pada hadirin sambil mengutip Surat Al Qashash Ayat 56:
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (Erfin Walida)
Discussion about this post