PWMU.CO – Proses perkaderan dalam persyarikatan Muhammadiyah terutama di Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah IMM Aufklarung harus memiliki daya tahan yang kuat dan berani bertarung di medan laga apapun, baik secara pemikiran dan gerakan. Jika kader lembek dan mudah menyerah, jangan berharap akan mampu menjadi kader Muhammadiyah yang bisa menopang dan menjadi motor penggerak utama persyarikatan Muhammadiyah.
“Jangan pernah ragu dan takut untuk silaturahim dan komunikasi dengan siapapun, dan urusan apapun, karena dengan begitu kita akan mendapatkan informasi pengetahuan dan pengalaman berbagai hal,” ujar Tsalis Rifai, pembina Fokal Aufklarung Korwil Malang Raya, Ahad (15/7/2018) pada acara Silaturahim dan Halal Bi Halal Forum Keluarga Alumni (Fokal) IMM Aufklarung Korwil Malang Raya, di Taman wisata Selecta Batu.
Forum Keluarga Alumni (Fokal) Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Aufklarung Korwil Malang Raya mengadakan Silaturahim dan Halal Bi Halal yang diikuti oleh seluruh anggota Fokal Aufklarung Malang Raya (meliputi Probolinggo, Pasuruan, Malang, Batu Kediri, Jombang) menekankan pada 3 peran FOKAL IMM yaitu peran terhadap sesama anggota Fokal, terhadap masyarakat dan bangsa, serta peran Fokal terhadap IMM.
“Ketiga titik tekan peran Fokal tersebut harus dipahami oleh seluruh anggota, dan digerakkan secara sinergis dan massif. Karena bagian kader Persyarikatan Muhammadiyah, maka harus mau dan mampu berperan di segala bidang kehidupan,” jelas Tsalis yang juga Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Batu itu.
Menurut Tsalis, persoalan-persoalan yang ada saat ini cukup kompleks dan dinamis, baik persoalan tentang masyarakat dan kebangsaan, maka cara menyikapinya juga harus dengan lebih luwes dan tidak gampang putus asa.
“Sebagai kader harus memiliki kemampuan ekstra, baik pemikiran, gerakan, mental ataupun fisiknya, sehingga bisa saling mendukung dan menguatkan,” tuturnya.
Menurut Sofiyul Fuad ST, ketua Fokal Aufklarung Nasional dalam sambutannya mengatakan bahwa semua peran kader harus bisa saling mendukung dan menguatkan dengan bersinergi dan berjejaring. “Karena itu adalah modal utama dan sebagai kekuatan itu dari sinergitas jejaring sesama anggota Fokal IMM,” tegasnya.
Semua yang dilakukan Fokal IMM harus dimaknai sebagai usaha dalam ibadah dan gerakan dakwah. “Semua usaha diniatkan ibadah dan gerakan dakwah kader Fokal IMM itu ibarat perjalanan Siti Hajar antara shafa dan marwa, di mana ditemukan nilai keberkahan dan kenikmatannya yang berada diantaranya,” jelas Sofi.
“Saat Siti Hajar usaha mencari air untuk kebutuhan anak dan dirinya, maka Allah SWT memerintahkan berlari-lari antara bukit shafa dan marwa, namun kenikmatan berupa sumber air ditemukan diantaranya, malah bukan di bukit shafa ataupun bukit marwa. Begitupun usaha kita semua, ikuti saja yang diisyaratkan Allah dalam setiap aktivitas dan usaha, insyaallah ada kenikmatan dan keberkahan,” paparnya.
“Jadi jika kita sudah berniat aktifitas diluar rumah, baik bekerja atau usaha lainnya maka niatkan ibadah saja, selanjutnya biar Allah SWT saja yang menentukan hasilnya,” tuturnya sambil terus mengajak kader Fokal IMM terus bergerak dan berusaha menjadi yang terbaik dalam setiap kegiatan dan aktivitas. (izzudin)