PWMU.CO – Puluhan siswa-siswi Hamas School—nama lain SMP Muhammadiyah 13 Campurejo, Panceng, Gresik—berbaris rapi di sepanjang jalan Campurejo-Weru-Sidokumpul, Selasa (17/7/18).
Barisan sepanjang setengah kilometer itu terdiri dari pasukan drumband, siswa baru, dan siswa kelas VIII Hamas School yang berpakaian batik biru khas Muhammadiyah. Mereka didampingi dan dikawal beberapa guru.
Memang, di hari terakhir masa pengenalan lingungan sekolah (MPLS) itu, panitia menggelar dua agenda: Pawai Taaruf dan Hamas Peduli, seperti disampaikan Muafillah Shofah, ketua panitia.
“Acara Pawai Taaruf dan Hamas Peduli ini dalam rangka memperkenalkan siswa-siswi ke lingkungan di luar sekolah agar mereka bisa ber-hablum minannas dengan tetangga sekolah,” tuturnya.
Maka dalam pawai tersebut, di samping mendemonstrasikan kebolehan bermain drumband, mereka beraksi membagikan snack dan ‘es lilin’ secara gratis kepada sejumlah anak-anak yang menonton di pinggir jalan. Sontak, aksi ini membuat ibu-ibu sumringah.
“Ini semua murid-murid Hamas Bu? Wah banyak ya,” celetuk salah seorang ibu yang menonton pawai, sambil menerima snack dari salah seorang siswa.
Anik Ismayanti, panitia MPLS lain, menjelaskan, pada hari sebelumnya (16/7/18), para siswa sengaja diminta membawa snack per kelompok, dengan batas minimal Rp 20 ribu per kelompok.
“Di awal kami sudah memberitahu bahwa nantinya snack tersebut bukan untuk konsumsi siswa maupun guru, tapi untuk dibagikan ke orang lain,” jelasnya.
Anik menyampaikan, rute pawai dimulai dari gedung Hamas School menuju ke lapangan Pasar Tangsi, Sidokumpul, Paciran. Barisan kemudian berhenti agar tim drumband bisa menunjukkan kebolehannya di depan puluhan anak-anak dan pengunjung pasar.
“Sedangkan siswa-siswi yang lain membagikan snack dan ‘es lilin’. Setelah atraksi dan beristirahat sejenak, mereka kembali ke sekolah sambil terus menggemakan nada,” terangnya.
Mas Dewi Indrayanti, salah satu siswi Hamas School yang menjadi kakak pendamping kelompok, menjelaskan bahwa para siswa baru merasa enjoy mengikuti pawai.
“Alhamdulillah, tidak ada yang mengeluh dan merasa keberatan. Mereka malah senang membagikan bingkisan ke anak-anak kecil,” ujanya.
Kelacaran kegiatan dibenarkan oleh Nurkhan, salah satu guru yang juga menjadi panitia. Menurutnya, kegiatan MPLS selama tiga hari berjalan dengan lancar dan teratur sesuai dengan agenda jadwal yang dibuat. Semua asatidz (dewan guru), lanjutnya, kompak dan menunjukkan teamwork yang kuat.
“Hal ini merupakan usaha berkala untuk mengelola Hamas School menjadi lembaga pendidikan pilihan di daerah pantura,” ujarnya.
Walaupun demikian, dia menambahkan, perlu ditingkatkan lagi kedisiplinanya, terutama menata niat yang kuat, dan ikhlash dalam mengelola sebuah pendidikan karena Allah. “Kalau niatnya baik, insyaallah yang lainnya akan mengikutinya,” tutur Nurkhan.
Kepala Sekolah Hamas School Nurul Wakhidatul Ummah SKom mengungkapkan, meski acara ini sederhana, namun mampu menarik perhatian warga. “Di samping itu, pelan-pelan, anak baru kita kenalkan dengan budaya peduli Hamas School,” ucap dia. (Fillah)