PWMU.CO-SMP Muhammadiyah 13 Tambak Segaran Surabaya mengadakan Forum Taaruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) dengan mengunjungi kawasan konservasi mangrove Wonorejo, Rabu (18/7/2018). Acara diikuti oleh 55 siswa baru didampingi pengurus IPM dan guru.
Di tempat ini pelajar diberikan pengenalan jenis tanaman mangrove, pembelajaran tata cara persemaian dan pembibitan, penanaman, dan pembuatan herbarium. Hutan mangrove Wonorejo ini juga difungsikan menahan abrasi laut.
Ketua panitia Fortasi Sofyanda Atmadja mengatakan, kegiatan ini bertujuan memperkaya pengetahuan, wawasan dan keterampilan siswa mengenai hutan mangrove. Hutan mangrove selain sebagai tempat wisata dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
”Di tempat ini, siswa langsung observasi aneka kehidupan di hutan mangrove. Ada beragam jenis tanaman dan hewan yang hidup di sini,” tambahnya. ”Siswa juga bisa memahami fungsi hutan ini sebagai pelestari ekosistem pantai.”
Para siswa senang dengan kunjungan pertama kali di tempat ini. Haidar, salah satu siswa mengatakan, senang dan terkesan bisa berkunjung dan mengenal banyak tanaman mangrove. ”Ternyata di Surabaya ada wisata di alam bebas seperti ini,” ujarnya.
Didampingi pemandu dari Dinas Pertanian, para siswa diminta mengambil dan mengamati satu jenis flora mangrove. Kemudian dibuatkan herbarium dari jenis yang ditemukan. Masing-masing siswa mengidentifikasi flora mangrove dengan jenis yang berbeda. Ada 26 jenis mangrove yang terkumpul dan diambil sampelnya untuk herbarium.
Kegiatan selanjutnya adalah pembibitan mangrove. Jenis tanaman yang digunakan adalah Rhizophora mucronata atau bakau hitam. Pembibitan dilakukan dengan cara menanamkan propagul, buah mangrove yang telah bertunas, ke polybag atau cangkir plastik yang telah berisi media tanam. (Roz)
PWMU.CO-SMP Muhammadiyah 13 Tambak Segaran Surabaya mengadakan Forum Taaruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) dengan mengunjungi kawasan konservasi mangrove Wonorejo, Rabu (18/7/2018). Acara diikuti oleh 55 siswa baru didampingi pengurus IPM dan guru.
Di tempat ini pelajar diberikan pengenalan jenis tanaman mangrove, pembelajaran tata cara persemaian dan pembibitan, penanaman, dan pembuatan herbarium. Hutan mangrove Wonorejo ini juga difungsikan menahan abrasi laut.
Ketua panitia Fortasi Sofyanda Atmadja mengatakan, kegiatan ini bertujuan memperkaya pengetahuan, wawasan dan keterampilan siswa mengenai hutan mangrove. Hutan mangrove selain sebagai tempat wisata dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
”Di tempat ini, siswa langsung observasi aneka kehidupan di hutan mangrove. Ada beragam jenis tanaman dan hewan yang hidup di sini,” tambahnya. ”Siswa juga bisa memahami fungsi hutan ini sebagai pelestari ekosistem pantai.”
Para siswa senang dengan kunjungan pertama kali di tempat ini. Haidar, salah satu siswa mengatakan, senang dan terkesan bisa berkunjung dan mengenal banyak tanaman mangrove. ”Ternyata di Surabaya ada wisata di alam bebas seperti ini,” ujarnya.
Didampingi pemandu dari Dinas Pertanian, para siswa diminta mengambil dan mengamati satu jenis flora mangrove. Kemudian dibuatkan herbarium dari jenis yang ditemukan. Masing-masing siswa mengidentifikasi flora mangrove dengan jenis yang berbeda. Ada 26 jenis mangrove yang terkumpul dan diambil sampelnya untuk herbarium.
Kegiatan selanjutnya adalah pembibitan mangrove. Jenis tanaman yang digunakan adalah Rhizophora mucronata atau bakau hitam. Pembibitan dilakukan dengan cara menanamkan propagul, buah mangrove yang telah bertunas, ke polybag atau cangkir plastik yang telah berisi media tanam. (Roz)