PWMU.CO – Mengajak anak yang baru masuk usia sekolah dasar (SD) untuk gemar membaca terasa mudah saat lingkungan sekitarnya terkondisikan sedemikian rupa. Hal ini dikemukakan Penanggungjawab Learning Centre SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik Siti Faizah dalam kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Selasa (17/7/18).
“GLS merupakan program yang dirancang pemerintah untuk meningkatkan minat baca siswa. Di SDMM sudah menjadi program sekolah sejak dua tahun yang lalu dan mendapat respon positif dari wali siswa. Karena itulah, virus gemar membaca yang sudah dimiliki kakak kelasnya harus ditularkan pada siswa kelas I yang baru lewat kegiatan seperti ini,” tuturnya sembari menunjuk ratusan siswa yang membaca buku di halaman sekolah.
Ditemui di sela acara, Izah—panggilan akrabnya—mengaku ada satu program baru di semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 ini.
“Kami akan lebih memotivasi guru dan karyawan untuk gemar membaca juga, jadi tidak hanya siswanya. Minimal satu buku dalam sebulan, mulai kepala sekolah hingga satpam dan janitor diwajibkan melaporkan buku yang sudah dibaca pada pustakawan. Program literasi yang lain, tentu tetap ada melanjutkan program tahun sebelumnya,” ujarnya.
Menurutnya, 15 menit membaca sebelum pelajaran dimulai, penghargaan duta buku, perpustakaan keliling, serta lomba-lomba seperti mendongeng, menulis cerpen, dan lain sebagainya harus terus dikawal dan diintensifkan agar terbentuk atmosfer literasi yang kuat di sekolah.
“Saya berharap budaya membaca bisa menjadi habit di SDMM sehingga benar-benar berperan sebagai Sekolah Literasi dan pusat kegiatan belajar. Di akhir tahun pelajaran nanti, saya ingin seluruh siswa bisa menghasilkan karya tulisnya masing-masing yang diantologikan di tiap jenjang. Tidak hanya siswa ICP saja,” pesannya.
Senada dengan itu, siswa kelas V Anggita Rania Hasna’ mengungkapkan kegembiraannya mengikuti kegiatan literasi di halaman sekolah.
“Seneng banget karena baru pertama ini membaca buku serentak satu sekolah di halaman. Rasanya gimanaaa gitu. Ada yang beda daripada membaca di dalam kelas seperti biasanya. Baca bukunya jadi lebih konsentrasi dan ndak terasa jenuh,” ungkap Gita, sapaannya.
Dia melanjutkan, perannya menjadi kakak kelas yang memberi contoh gemar membaca untuk adik-adik kelas satu menjadikan motivasinya agar tidak malas membaca.
“Ya gimana lagi, terpaksa harus beri contoh ke adik kelas. Tapi karena bareng-bareng dengan teman yang lain, jadi ndak berat melakukannya. Trus jadi lebih suka baca buku juga, jadi ndak papa mau aja. Siapa tau juga nanti beruntung dapat hadiah dari perpustakaan, he he,” ucapnya sembari menutup mulutnya dengan buku.
Gita mengaku tahapan literasi yang paling sulit adalah menceritakan isi buku. “Kalau membacanya sih enak, nyantai. Tapi habis ini, Ustadzah pasti minta kita menceritakan isi buku. Haduh, itu yang paling susah. Ndak bisa ngomong di depan,” keluhnya.
Dimulainya GLS Tapel 2018/2019 ini ditandai dengan dibacakannya buku Bulan Satelit Bumi oleh Kepala SDMM Ahmad Faizun dan lagu Ambilkan Bulan Bu oleh siswa kelas III. (Ria Eka Lestari)