PWMU.CO – Geliat proses kaderisasi di dalam tubuh organisasi otonom Muhammadiyah (Ortom) semakin kentara. Sebagai bentuk penegasan menifestasi gerakan “Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah”, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Surabaya menyelenggarakan Darul Arqam Madya (DAM). Secara resmi pembukaan perkaderan tingkat madya (lanjutan, red) ini digelar di gedung G lantai 6 Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, hari ini (11/5).
Ketua PC IMM Kota Surabaya Fuad Fahmi dalam sambutannya mengungkapkan DAM Kota Surabaya hadir di tengah-tengah keringnya kesadaran gerakan mahasiswa. Terutama gerakan yang langsung menyentuh kepada persoalan kemasyarakatan.
(Baca: Pria Sulawesi Itu Ketuai IMM Jatim)
Ditegaskan Fuad, DAM kali ini juga sebagai bagian dari penegasan cita-cita dan tujuan terbentuknya IMM. Terutama yang tertuang dalam enam penegasan IMM. Salah satunya penegasan tentang “Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah.
“Kita tidak boleh terjebak hanya pada ruang diskusi dan retorika wacana saja. Tetapi harus juga melahirkan aksi nyata. Itu dilakukan dengan tujuan untuk menjawab persoalan yang hadir di masyarakat,” ungkapnya.
Sebagai bentuk gerakan nyata, kata Fuad, saat ini IMM Kota Surabaya melakukan beberapa pendampingan. Salah satunya mendampingi anak jalanan di beberapa titik di kota Surabaya. Kemudian mendampingi warga yang ada konflik tanah dengan korporasi.
Sementara itu, Ibrahim, mewakili PDM Kota Surabaya dalam kesempatan itu mengatakan gerakan nyata dari IMM. Khususnya di Kota Surabaya sangat dibutuhkan. Karena hal itu akan semakin menegaskan eksistensi dakwah Muhammadiyah. ”Tentunya peran nyata IMM Kota Surabaya sangat dibutuhkan bagi umat,” cetusnya.
(Baca: Tugas IMM Itu Menjaga Ideologi Muhammadiyah)
Dalam kesempatan yang sama, demisioner Ketua Umum DPD IMM Jatim periode 2013-2016 Najih Prasetyo yang didaulat untuk membuka acara mengungkapkan, IMM sebagai penjaga marwah ideologi Muhammadiyah tidak boleh latah dan juga harus memiliki pendirian dalam gerakannya. Terutama dalam menghadapi serangan globalisasi dan modernisasi. ”IMM harus menjadi gerakan yang berpendirian. Terutama jelas dalam setiap gerakannya,” tandasnya. (dimas/aan)