PWMU.CO – Gerhana bulan total kembali menyapa wilayah Indonesia pada Sabtu, Sabtu, 15 Zulqa’dah 1439 H Bertepatan dengan 28 Juli 2018 M. Secara kronologis, peristiwa ini akan diawali dengan gerhana sebagian pada pukul 02.30 wib, dan disusul gerhana total terjadi mulai pada pukul 02.30 wib. Sementara puncak puncak gerhana total pada pukul 03.22 wib, yang akan berakhir pada pukul 04:13 wib. Pada pukul 05:19 wib gerhana bulan telah berakhir.
Terkait dengan peristiwa alam itu, Majelis Tarjih dan Tajid Pimpinan Pusat (MTT PP) Muhammadiyah mengeluarkan Maklumat bernomor No 02/MLM/L1/2018. Berisi tentang Shalat Gerhana Bulan pada 28 Juli 2018, maklumat ditandatangai oleh Wakil Ketua MTT PP Oman Fathurrahman SW MAg dan Sekretaris MTT PP Mohammad Mas’udi MAg.
“Majelis Tarjih dan Tajid Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan bahwa pada Sabtu, 15 Zulqa’dah 1439 H Bertepatan dengan 28 Juli 2018 M, seluruh wilayah di Indonesia akan mengalami gerhana bulan,” begitu bunyi surat yang dikeluarkan di Yogyakarta bertanggal 8 Zulqa’dah 1439 H/21 Juli 2018 M itu.
Dalam maklumat tersebut, MTT PP Muhammadiyah juga memperinci menit demi menit terjadinya gerhana bulan tersebut. Gerhana sebagian mulai pukul 01:24 wib, bertepatan dengan pukul 02:24 dan 03:34 wit. Kemudian gerhana total terjadi mulai pada pukul 02.30 wib, atau 03.30 wita, atau 04.30 wit.
Puncak gerhana terjadi pada pukul 03.22 wib, atau 04.22 wita, atau 05.22 wit. Gerhana total berakhir pada pukul 04:13 wib, bertepatan dengan pukul 05:13 wita atau 96:13 wit. Terakhir, gerhana sebagian berakhir pukul 05:19 wib, atau 06:19 wita, atau 07:19 wit.
“Sehubungan dengan hal tersebut Majelis Tarjih dan Tajid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menghimbau kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah untuk melaksanakan ibadah shalat gerhana bulan (shalat khususf) serta melakukan pengamatan gerhana bulan menggunakan alat yang dimiliki,” begitu himbauan MTT PP.
Ayo, shalat gerhana ke masjid terdekat!
***
Seiring dengan kehadiran gerhana, baik bulan maupun matahari, umat Islam disunnahkan untuk menjalankan shalat sunnah gerhana. Berikut adalah ringkasan tatacara shalat gerhana bulan yang dihimpun oleh Redaksi PWMU, berdasarkan pada uraian Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jatim bidang Tarjih, DR Syamsuddin MAg.
Seperti shalat Subuh dua rakaat, tatacara shalat gerhana juga hampir sama. Yang membedakan hanyalah: shalat gerhana dilakukan dua rakaat, tapi ada empat kali rukuk yang dilakukan. Shalat dimulai dengan niat dalam hati, kemudian dilanjutkan dengan berbagai amalan berikut:
1) Membaca Takbiratul Ihram sebagaimana dalam shalat fardlu.
2) Membaca doa iftitah.
3) Selanjutnya imam membaca surat al-Fatihah dan surat al-Quran, sementara makmum cukup mendengarkan apa yang dibaca oleh imam.
4) Rukuk, dengan membaca doa rukuk sebagaimana dalam shalat fardlu.
5) Bangkit dari rukuk dengan membaca “sami’a Allahu liman Hamidah, rabbanaa wa lakal hamdu”.
6) Imam kembali membaca surat al-Fatihah dan surat al-Quran lagi, sementara makmum cukup mendengarkan apa yang dibaca oleh imam.
7) Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, sambil membaca doa rukuk sebagaimana dalam shalat fardlu.
8) Bangkit dari rukuk (i’tidal), sambil membaca “sami’a Allahu liman Hamidah, rabbanaa wa lakal hamdu”.
9) Dilanjutkan dengan sujud, dengan mambaca doa sujud sebagaimana dalam shalat fardlu.
10) Dilanjutkan dengan duduk di antara dua sujud, sambil membaca doa sebagaimana dalam shalat fardlu.
11) Dilanjutkan dengan sujud, dengan mambaca doa sujud sebagaimana dalam shalat fardlu.
12) Bangkit berdiri menuju ke rakaat kedua. Pada rakaat ini mengerjakan sebagaimana rakaat pertama (nomor 3-11)
13) Dilanjutkan dengan duduk tasyahud akhir, dengan membaca doa sebagaimana dalam shalat fardlu.
14) Mengakhiri shalat dengan salam, sambil menoleh ke kanan kemudian kiri sebagaimana dalam shalat fardlu.
15) Selanjutnya imam/khatib berdiri berkhutbah untuk mengingatkan akan tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah swt lewat fenomena gerhana.
Selesai! (redaksi)