PWMU.CO-Dessy Anggraini, juri Lomba Sekolah Rujukan Nasional 2018 tersenyum manis kala karawitan siswa SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Muidpat) mengalunkan tembang Menthok-mentok saat mengunjungi ruang gamelan, Selasa (24/7/2018).
Pejabat Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Dirjen Dikdasmen Kemendikbud ini kesengsem karawitan lantaran di rumahnya pun memiliki seperangkat gamelan.
“Ayah saya yang punya, kami taruh di aula lantai atas. Bila sudah dimainkan, ayah menikmati di lantai bawah,” kata Dessy sampai matanya berkaca-kaca teringat ayahnya. Gamelan itu dimainkan teman-teman ayahnya saat berkumpul.
Dia menambahkan, sekarang gamelannya menganggur, tidak ada yang memainkan lagi sejak ayahnya meninggal. Teman-teman ayahnya tidak ada yang datang lagi.
Visitasi Lomba Sekolah Rujukan Nasional 2018 berlangsung sejak pukul 08.00-11.00 berjalan lancar. Selain, gamelan, visitor juga disuguhi atraksi siswa panahan dan robotika yang mendemonstrasikan skill-nya di halaman sekolah.
Lomba ini diselenggarakan Kemendikbud. Di Kota Surabaya ada tiga sekolah yang dinyatakan calon sekolah rujukan. Yaitu SD Mudipat, SD Insan Mulia, dan SD LabSchool Unesa. Nilai calon sekolah rujukan itu dilihat dari Data Pokok Pendidikan atau Dapodik.
”Dapodik kan sistem pendataan skala nasional yang terpadu. Di sana sumber data utama pendidikan kita. Kami merangking dari jumlah murid, prestasi, dan macam-macam, maka ketemulah sekolah-sekolah yang nilainya tinggi, sekolah ini salah satunya,” terang Dessy.
Kepala SD Mudipat M. Syaikhul Islam MHI berharap keluarga besar Mudipat terus berkomitmen untuk selalu lebih baik setiap hari ada atau tidak ada lomba. Menurutnya, juara pada lomba tertentu hanya implikasi positif dari kerja keras dari semua civitas sekolah.
”Jika kita bekerja sungguh-sungguh, insya Allah hasilnya akan baik,” terang Syaikul yang juga bendahara PW Pemuda Muhammadiyah tersebut. (Mulyanto)