PWMU.CO – Sensei asal Jepang Prof Hideo Nakata PhD berkunjung ke Sekolah Keberbakatan SMA Muhammadiyah 10 (SMAMX) Surabaya. Tujuannya melihat dari dekat program Sekolah Peduli Anak Hebat (SPAH) SMAM-X Surabaya. Sebuah program pendidikan inklusi buat anak berkebutuhan khusus alias penyandang disabilitas.
Sensei Nakata datang ke SMA Muhammadiyah yang berlokasi di Jl. Genteng Muhammadiyah 45 Surabaya didampingi oleh Ketua PSLDK Unesa Budi, Selasa (24/7/ 2018). Dia memanfaatkan kesempatan itu untuk menilik langsung model pembelajaran SPAH dan berdiskusi tentang program ini.
Dia menilai konsep pendidikan yang diterapkan oleh SMAM-X Surabaya sangatlah menarik. Sebab, sekolah ini fokus pada pengembangan potensi siswa disesuaikan dengan passion siswa berbasis minat dan bakatnya. Sekolah tidak membedakan antara siswa normal dan yang berkebutuhan khusus.
“SMAM-X Surabaya ini berani tampil beda dibandingkan dengan sekolah lainnya. Karena setahu saya sistem pendidikan di Indonesia itu sama dari Aceh hingga Papua. Yakni, mempelajari hal yang sama di waktu dan kurikulum yang juga sama,” katanya.
Nakata menceritakan, model pendidikan di negerinya, Jepang, arah dan tujuan yang harus dicapai oleh sekolah ditentukan oleh negara. Tapi bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut negara menyerahkan ke masing-masing sekolah. Sesuai dengan keadaan dan lingkungan sekolah.
“Pendidikan di Jepang itu ibaratnya begini, semua harus bisa masak nasi goreng. Tapi memasaknya dengan apa dan bagaimana caranya itu terserah orang yang memasaknya,” paparnya.
Dia tak lupa menanyakan bagaimana pandangan Kepala SMAM-X Surabaya Ir Sudarusman tentang pendidikan? “Pendidikan adalah kemerdekaan,” jawab Sudarusman.
Sudarusman menegaskan, sistem pendidikan yang dibinanya ini berbeda dari sekolah lainnya. Sebab, menekankan kebebasan dalam pengembangan potensi siswa. Pengembangan potensi siswa berdasarkan passion siswa sesuai minat dan bakatnya.
“SMAM-X Surabaya itu menerima siswa dengan semua variabel. Sebab, kami pada prinsipnya tidak mau menolak siswa dengan back ground keberbakatan atau kapasitas intelektual apa pun itu,” tuturnya.
Ketua Pimda Tapak Suci Surabaya ini menyatakan, berbekal prinsip itu SMAM-X kemudian menghadirkan program SPAH ini. “Program ini dibuat guna memfasilitasi siswa dengan kemampuan tidak terbatas, sebutan buat siswa berkebutuhan khusus,” paparnya.
SPAH SMAM-X Surabaya, lanjut dia, juga sudah siap dengan regulasi dan program-program yang telah terstruktur rapi. Dengan itu SMAM-X Surabaya menjadi satu-satunya SMA swasta di Surabaya yang telah memiliki legalitas dinas untuk menyelenggarakan program inklusi.
Sementara untuk memfasilitasi kebutuhan siswa dengan beragam bakat, Sudarusman memaparkan, SMAM-X Surabaya terus memperluas kerja sama dengan berbagai pihak. Baik itu universitas, perusahaan, hotel, restoran dan lainnya. Semua itu, sebut dia, untuk membantu proses belajar siswa agar dapat menyerap ilmu serta pengalaman sebanyak mungkin di luar kelas.
“Ini sesuai dengan prinsip sekolah. Bahwa transfer pengalaman, transfer kecakapan dan transfer pengetahuan tidak cukup hanya dengan pelajaran di kelas saja,” pungkasnya.
Sensei Nakata hadir di sekolah ini adalah bagian dari program pertukaran guru antara Jepang dan Indonesia. Dia fokus pada penanganan anak berkebutuhan khusus. (Aan)