PWMU.CO-Masjid Remaja Jl Kalilom Lor 3/41 Kenjeran Surabaya mengadakan shalat gerhana bulan, Sabtu (28/7/2018) dini hari. Shalat dipimpin imam Usman Daud MA, wakil ketua Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) Surabaya.
Dalam ceramahnya dia menyampaikan sejarah shalat gerhana di zaman Nabi Muhammad saw. ”Shalat gerhana pertama kali diadakan pada 27 Januari 632 M. Saat itu terjadi gerhana matahari cincin yang bisa disaksikan oleh warga bagian utara, jazirah Arab, dan India,” kata Usman Daud.
Pada hari itu juga putra Nabi Muhammad bernama Ibrahim dari istri Mar’ah Qibthiyah meninggal dalam usia 16 tahun. ”Orang Arab yang sejak masa pra-Islam percaya dengan takhayul munculnya gerhana merupakan pertanda adanya peristiwa besar seperti kematian tokoh penting. Maka langsung saja gerhana itu dikaitkan dengan kematian putra Nabi,” ujar dia berkisah.
Nabi Muhammad, sambung Usman Daud, lantas mengatakan gerhana sama sekali tak terkait dengan kematian putranya tetapi merupakan wujud kekuasaan Allah swt. “Kemudian umat muslim diperintahkan shalat ketika terjadi gerhana,” ujarnya.
Perintah shalat gerhana Nabi tersurat dalam hadist Bukhari-Muslim. Nabi mengatakan, “Matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah swt. Terjadinya gerhana bukan karena kematian atau kehidupan seseorang. Maka bila melihatnya berdzikirlah kepada Allah swt dengan mengerjakan shalat,” paparnya.
Menurutnya, hikmah lain dari gerhana ini untuk menakuti hamba Allah yang melakukan maksiat dan kedhaliman agar kembali bertaubat kepada Allah. “Hatinya akan bergetar ketika melihat peristiwa ini. Apalagi sampai terjadi huru-hara atau kiamat dahsyat, sehingga pelaku dosa kembali ke jalan yang diridhoi Allah swt,” ujarnya.
Di akhir tausiyahnya, dia mengajak kepada jamaah untuk istiqomah berdzikir, meningkatkan iman dan takwa kepada Allah dengan mengambil hikmah peristiwa gerhana bulan ini. “Semoga kita semua tetap diberikan kesehatan dan kekuatan untuk bisa menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya,” tandasnya. (Habibie)