PWMU.CO-Lima hari masuk sekolah sesuai instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Senin sampai Jumat dilaksanakan di Perguruan Muhammadiyah Wiyung Surabaya. Sabtu dimanfaatkan untuk kegiatan kreatif seperti rapat kerja yang digelar 28/7/2018 bertempat di Aula SMPM 17 Plus.
Acara ini diikuti seluruh tim manajemen dan bendahara SDM 15, SMPM 17 plus dan SMAM 9 Surabaya dengan jumlah peserta kurang lebih 45 orang. Raker seperti ini digelar setiap tahun di awal tahun ajaran baru. Topik bahasannya monitoring setiap satu semester.
Tujuan Raker memberikan pencerahan peserta untuk merumuskan program kerja, dilanjutkan evaluasi satu tahun yang sudah berjalan, kemudian penyusunan program dan penetapan rencana anggaran tahun 2018-2019.
Ketua PCM Wiyung Drs HM Maskur memberi pencerahan dengan materi penguatan ideologi Muhammadiyah. “Materi Al Islam, Kemuhammadiyahan, HW dan Tapak Suci harus menjadi ruh sekolah, tidak sekadar teori tapi praktiknya diutamakan,” tegas Maskur.
Peserta diharapkan bisa merumuskan dan melaksanakan integrasi antara pengetahuan umum dan Alquran. “Misalnya teori Matematika, seorang guru diharapkan bisa memberi gambaran tentang Aljabar,” sambung Maskur.
Pemateri kedua Dr Syamsul Shodiq MPd, anggota Majelis Dikdasmen dan dosen Bahasa Indonesia Unesa. Dia memberikan pencerahan tentang makna pendidikan. Mendidik itu, kata dia, hakikatnya membimbing dan mengembangkan sesuai kompetensi. “Jika tidak mau membimbing, maka jangan jadi pendidik,” ungkap Syamsul panggilan akrabnya.
Pendidikan Muhammadiyah itu sudah terintegrasi dengan sistem pendidikan Indonesia. ”Misalnya, konsep KI 1 dan KI 2 di Kurikulum 13 sebenarnya implementasi Ismuba (Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab) yang sudah dipakai pendidikan Muhammadiyah,” tandasnya.
Karena itu, tegas dia, pengelola pendidikan jangan meremehkan Ismuba. Penguatan dengan pembiasaan ibadah, integrasi HW dan Tapak Suci membuat sekolah Muhammadiyah menjadi pilihan nomer satu saat penerimaan murid baru. (Ali Shodiqin)