PWMU.CO – Berdoa dengan cara bertawasul (lewat perantara) pada amal shaleh hukumnya mubah atau boleh. Demikian disampaikan disampaikan Syarif Hidayatullah dalam pengajian Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Klojen di Masjid At Taqwa Temenggungan Kota Malang, (25/7)
Dihadiri ratusan warga Aisyiyah, Syarif menyampaikan, termasuk saat berdoa meminta kepada Allah swt agar memudahkan urusan orangtua (birrul walidain) dengan bertawassul pada amal shaleh. Ia bisa diaplikasikan dengan melakukan perbuatan untuk membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi keluarga atau orang lain. “Dan berdoa itu bisa dilakukan dengan cara bertawasul pada amal shaleh,” tutur dosen Universitas Muhammadiyah Malang itu.
“Contohnya, Ya Allah dulu saya pernah membantu si A untuk bisa melunasi hutang-hutangnya. Untuk itu, saya mohon ya Allah sembuhkan penyakit orangtuaku,” jelas anggota Corp Muballigh Muhammadiyah (CMM) Malang itu memberi contoh pada jamaah tentang berdoa dengan bertawasul pada amal shaleh.
Dalil tentang kebolehan bertawasul dengan amal shaleh ini berdasarkan pada hadits Nabi Muhammad saw yang mengisahkan tiga orang terpaksa mampir bermalam di sebuah gua. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu dan mereka di dalamnya.
Tiga orang tadi tidak dapat keluar dari gua karena terhalang batu besar yang menbutupi pintu gua. Dalam hadits yang termaktub dalam Shahih Bukhari-Muslim dari Ibnu Umar itu disebutkan masing-masing berdoa-bertawasul dengan amal shaleh yang pernah dilakukan.
Masing-masing berdoa dengan menyebutkan amal shaleh yang pernah dilakukan kemudian berdoa “Allahumma in kuntu fa’altu dzaalika ibtighaa-a wajhika fafarrij ‘annaa maa nahnu fiihi min haadzihish shakhrah”. Yang artinya, Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.
Barulah setelah tuntas ketiganya berdoa dengan menyebut amal shaleh yang pernah dilakukan, hadits tersebut ditutup dengan kalimat “fanfarajatish shakhratu fakharajuu yamsyuuna”, lantas gga yang tertutup sebelumnya pun terbuka dan mereka keluar dan berjalan. (uzlifah)