PWMU.CO – Menggerakkan angkatan muda Muhammadiyah (AMM) memang tak semudah Muhammadiyah dan Aisyiyah, karena itu filosofi keluarga perlu ditanamkan.
Hal ini disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Jombang Abdul Malik dalam acara Pelantikan Gabungan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA), Kwartir Daerah Hizbul Wathan (Kwarda HW), dan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PCIMM) Kabupaten Jombang, Ahad (29/7/2018).
“Kami berusaha menciptakan nuansa kekeluargaan dalam persyarikatan ini. Muhammadiyah itu ayahnya, Aisyiyah itu ibunya. Maka Ortom (organisasi otonom) adalah anak-anaknya. Muhammadiyah akan selalu mengajak anggota keluarganya untuk bersama-sama bergerak. Misalnya audiensi ke Jombang 1 dan Jombang 2, kita akan bersama-sama. Anak-anaknya harus ikut mendampingi ayah ibunya,” tutur Malik dalam sambutannya di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jombang.
Menurutnya, filosofi keluarga penting dibangun dalam gerak juang organisasi agar tumbuh semangat setiap individu bahwa mereka tidak sendiri.
“Motivasi itu muncul saat ada dukungan dari sekitar. Kalau sudah merasa satu keluarga, komunikasi akan mudah terjalin. Orangtua akan siap mendengarkan permintaan anak-anaknya, begitu juga anak-anak akan mudah menceritakan perkembangan organisasinya. Jalannya akan sama-sama enak nantinya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Dosen Universitas Muhammadiyah Malang ini menjanjikan seragam Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah), HW, dan jas IMM untuk pimpinan harian.
“Sebagai Ketua PDM, saya malu melihat anak-anak saya ini sampai pinjam seragam ke kabupaten lain untuk pelantikan. Ini menunjukkan kita jarang bertemu, sehingga komunikasi kita kurang. Kita punya AUM (amal usaha Muhammadiyah) dan rumah sakit, tapi kenapa seragam kok ndak bisa beli. Sekarang saya sampaikan di sini, saya akan membelikan seragam untuk pimpinan harian,” janjinya disambut riuh tepuk tangan dan ucapan hamdalah audien.
Dia melanjutkan, usia-usia produktif yang dialami kader Nasyiah dan HW, mengharuskan kemampuan kader untuk cerdas membagi waktu antara keluarga, karir, dan organisasi.
“Di sinilah fungsi filosofi keluarga dalam persyarikatan. Komunikasi yang baik antara ayah, ibu, dan anak akan menjadi solusi efektif dalam memecahkan masalah internal agar roda organisasi tetap berjalan. Kita akan adakan rapat keluarga sebagai wadah sinergi gerakan bersama,” tegasnya. (Ria Eka Lestari)