PWMU.CO – Literasi media adalah salah satu program pendidikan karakter yang saat ini keadaannya semakin mengkhawatirkan. Maklum saja, kondisi media, terutama media sosial (medsos) cukup mencemaskan dengan tidak sedikitnya pengguna yang hampir mengabaikan etika. Untuk itu, Muhammadiyah mempunyai tugas penting mengedukasi generasi muda untuk santun dalam bermedsos.
Hal itu disampaikan staf Pustekkom Kemendikbud RI, Machendra Setya Atmaja pada acara Temu Nasional Warganet Muhammadiyah yang digelar di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Daerah Istimewa Yogyakarta, (2/8). Dalam paparannya, lebih-lebih menyinggung suasana perpolitikan nasional, dunia medsos banyak didominasi oleh ujaran kebencian.
“Dibutuhkan penyeimbang berupa ujaran-ujaran yang menyejukkan di medsos,” ujar Machendra di hadapan perwakilan Lembaga Informasi-Komunikasi (LIK) dan Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) dari 21 PWM dan 132 PDM se-Indonesia.
Dalam acara yang diinisiasi MPI Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, Machendra juga mengungkapkan tentang kondisi konten medsos. Maklum saja, konten yang paling popular, yang artinya paling banyak dicari dan dilihat di medsos justru tentang pronografi. “Saat ini konten paling popular dan diminati di medsos di Indonesia adalah Pornografi,” jelasnya.
Setelah pornografi, barulah konten tentang keislaman menduduki posisi kedua, disusul konten lifestyle perempuan. Karena itu, tambah Machendra, banyak tugas berat harus dilakukan Muhammadiyah untuk menyehatkan medsos.
“Pertama, dokumentasikan kegiatan-kegiatan Muhammadiyah,” katanya sambil menyatakan kegiatan ini harus diikuti dengan mengunggah atau mengupload dokumentasi itu ke medsos. Machendra berharap Muhammadiyah mampu memproduksi dan mendistribusikan konten-konten positif untuk mewarnai media sosial yang ada.
Temu Nasional Warganet Muhammadiyah ini digelar 2-3 Agustus 2018 di LPMP Jogjakarta. Selain sebagai ajang pertemuan MPI se-Indonesia diharapkan akan merumuskan Rencana Kerja Konsolidasi dalam pencapaian Target amanah Muktamar. (nadhira)