PWMU.CO – Baitul Arqam Paripurna (BAP) merupakan perkaderan utama tingkat nasional yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. BAP yang berlangsung Selasa-Jumat (7-10/8/2018) di Cipanas – Cianjur Jawa Barat ini mengangkat tema Penguatan Ideologi dan Komitmen Pemuda Muhammadiyah Sebagai Kader Persyarikatan, Umat, dan Bangsa.
Miftakhul Khoir dan Arif Ahsan, dua peserta yang diutus oleh Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur. Khoir panggilan akrab Miftakhul Khoir mengatakan sangat menarik kegiatan formal perkaderan tingkat nasional tersebut. “Selain pematerinya semua tokoh nasional, BAP saat ini sangat cocok karena berbarengan dengan momentum hajat politik nasional yaitu Pemilu Pilpres dan Pileg.”
Di tahun politik ini, Khoir berharap dengan bekal materi yang didapat selama acara bisa menjadi modal saat terjun langsung di tengah masyarakat dengan peran dan fungsinya masing-masing.
Disela-sela giat BAP, Arif juga menyampaikan bahwa Pemuda Muhammadiyah juga melakukan aksi demontrasi menolak ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden di Pemilu kali ini. “Karna Pemuda Muhammadiyah pusat mengangap ambang batas pemilu tersebut merusak nalar sehat UU kepemiluan,” ujar Arif. “Perkaderan BAP Pemuda Muhammadiyah ini sangat bagus dan menarik karena momentumnya pas. Yaitu di tahun politik.”
Khoir melanjutkan jika Pemuda Muhammadiyah sudah memiliki pondasi yang kuat dan perannya maksimal di tengah problematika yang dihadapi masyarakat. Ia yakin organisasi kepemudaan modern ini akan tetap eksis dan terus memberikan kontribusi positif bagi umat, masyarakat dan bangsa.
“Eksistensi Pemuda Muhammadiyah bisa ditunjukkan dengan menguatkan ideologi sebagai kader persyarikatan dan mampu berperan aktif dalam berbagai persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan,” tandasnya.
Persoalan masyarakat yang ada di daerah atau bersifat lokal ataupun di pusat harus menjadi perhatian bagi Pemuda Muhammadiyah. “Apapun itu persoalannya tanpa terkecuali,” tegas Khoir.
“Meski Pemuda Muhammadiyah bukan manusia super, tapi ketika kita hadir dekat membawa solusi persoalan di tengah masyarakat dan bangsa, maka disitulah letak sesungguhnya eksistensi serta peran Pemuda Muhammadiyah,” paparnya.
Khoir panggilan akrabnya, yang aseli Tuban ini merupakan kader yang diutus oleh PWPM Jatim. Sebagai Wakil Ketua yang membidangi Perkaderan, ia diikutkan perkaderan tingkat nasional Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Meski demikian, semangat dan tekadnya menjadi seorang aktivis Muhammadiyah tak pernah surut apalagi mundur dari tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
“Saya kalau sudah diamanahi di persyarikatan Muhammadiyah pantang tolak tugas, maka hukumnya wajib taat dan patuh untuk mengikuti perintah dan arahan pimpinan,” tegasnya saat ditanya, bagaimana sikapnya saat diberikan tugas atau mandat berat di Muhammadiyah.
Terakhir, sambil mengutip kata yang pernah disampaikan panglima Sudirman yang sangat populer tersebut yaitu, “Menjadi kader Muhammadiyah itu berat, jika masih ragu, lebih baik pulang,” tutup Khoir yang berniat akan maju dibursa Ketua PWPM Jatim 2019-2023 mendatang. (izzudin)