PWMU.CO-Gagal di tahun 2017, tak lantas membuat Fushya Sabila Hayati menyerah. Santri yang kini duduk di kelas XII SMA Aisyiyah Boarding School Malang ini berhasil mempersembahkan satu trofi Special Awards 7 untuk lomba Ismu in English di ajang Muhammadiyah Education (ME) Award yang digelar di Malang, Rabu (8/8/2018) lalu.
ME Award diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di UMM. Pesertanya seluruh sekolah Muhammadiyah se-Jatim.
”Alhamdulillah, saya bersyukur atas keberhasilan ini meski hanya tropfi Special Awards 7. Saya berterima kasih kepada ustadzah yang telah membimbing saya,” ujar Fushya dengan wajah senang.
Kaur Kesiwaan Ustadzah Sholehatul Novia menjelaskan, pembina mendampingi anak secara intens sekitar tiga pekan sebelum pelaksanaan olimpiade ME Award. ”Cukup singkat sih, tapi karena anak-anak sudah punya bekal materi sejak kelas X jadi sifatnya hanya pemantapan,” tuturnya.
Kepala SMA ABSM Ekanita Rakhmah menambahkan, timnya hampir tidak mengikuti ajang ini, lantaran deadline pendaftaran sudah melewati batas waktu dua hari.
“Kami hampir tidak ikut ajang ini, tapi setelah kami meminta dispensasi kepada panitia akhirnya anak-anak kami daftarkan. Kami sampaikan terima kasih kepada panitia yang telah memberi kesempatan,” katanya.
“Selamat untuk ananda Fushya, karena ia telah kelas XII mungkin ini prestasi terakhir yang ia persembahkan untuk sekolah ini. Semoga adik-adiknya termotivasi untuk mengikuti jejaknya,” tandas Ekanita.
Aisyiyah Boarding School Malang (ABSM) mengirim sembilan peserta. Tahun ini mengirim sembilan peserta. ”Rinciannya lima santri SMP dan empat santri SMA. Alhamdulillah, saya ucapkan selamat dengan prestasi yang telah diraih. Namun, harus tetap evaluasi sehingga tahun depan lebih banyak lagi penghargaan yang diterima,” ujar Ahmad Duchon, direktur ABSM.
Dia menjelaskan, tujuan mengikuti ME Awards, pertama, program ini merupakan wujud nyata ABSM untuk mendukung kegiatan yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah. Kedua, program ini bisa menjadi ukuran keberhasilan program pembelajaran di kelas.
”Dari kegiatan ini, kami dapat evaluasi program-program pembelajaran, khususnya mata pelajaran Matematika, IPA dan Al-Islam-Kemuhamadiyahan, serta kegiatan pengembangan Bahasa Arab dan Inggris,” ujarnya.
Ketiga, sambung dia, menanamkan jiwa kompetitif pada santri. ”Mudah-mudahan anak-anak dapat mengukur dirinya dan tidak merasa hanya jago di kandang,” tandasnya. (Anis)