PWMU.CO – Wajah kusutnya mendadak sumringah saat dia berhasil mempraktikkan salah satu jenis simpul. Siswa kelas V Rafif Adhy Fauzan itu tersenyum senang melihat ikatan tali di ujung tongkat Hizbul Wathan (HW)-nya, Jumat (10/8/18).
“Ramanda, Ramanda, berhasil,” ucapnya setengah berteriak sembari menunjukkan hasil ikatannya pada pembina ekstrakurikuler HW SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik. Ramanda adalah sapaan khas pada senior Pandu HW.
Ditemui di sela latihan gabungan (latgab) Pandu Athfal dan Pengenal di halaman SDMM, Rafif mengaku baru kali ini mengenal macam-macam simpul yang membuatnya mati kutu.
“Susahnyaaa…tapi asyik, pingin bisa tali-temali biar bisa cerita ke temen-temen yang ndak ikut HW. Besok kalau kemah, pingin bisa dirikan tenda sendiri,” katanya bersemangat.
Sementara itu, pembina HW SDMM Muhammad Zainul Arif menyampaikan pentingnya tiga jenis simpul dalam dasar tali-temali bagi seorang pandu.
“Pandu itu memiliki barang-barang yang melekat pada tubuhnya. Dua di antaranya adalah tongkat dan tali. Misalnya saat kalian melakukan penjelajahan, lalu menemui sungai, maka dua benda itu akan sangat membantu kalian menyeberang,” jelas Arif, sapaannya, di hadapan 38 Pandu Athfal dan 14 Pandu Pengenal.
Menurutnya, simpul mati, jangkar, dan pangkal harus dikuasai Pandu Athfal sebagai Syarat Kenaikan Tingkat (SKT) Melati I.
“Pandu Pengenal sengaja kami gabungkan karena tidak semua berawal dari Pandu Athfal di tahun sebelumnya. Nah, mengingat siswa kelas V akan ada HW Camp, maka kami bekali lebih awal tiga simpul dasar tali-temali,” ungkapnya.
Arif menjelaskan, fungsi tiap simpul berbeda-beda, seperti simpul mati yang sudah dikenal anak sehari-hari berfungsi untuk mengakhiri tali-temali dan menyambung dua tali.
“Misal saat mendirikan tenda, lalu talinya ndak cukup, maka disambung dengan tali yang lain. Sedangkan simpul pangkal berfungsi untuk mengawali ikatan, dan simpul jangkar untuk membuat tandu,” tegas Arif.
Dia menuturkan, kesulitan yang acapkali ditemui anak-anak dalam berlatih tali-temali adalah alur atau urutan membuat simpulnya.
“Biasanya sih selalu tanya, ‘Ke atas dulu apa ke bawah dulu Ram? Trus dimasukkan ke mana Ram? Trus yang ditarik yang mana Ram?’ Ya namanya juga anak-anak. Butuh mencoba berkali-kali hingga hafal tahapan tiap simpulnya,” ucapnya. (Ria Eka Lestari)