PWMU.CO – Ekspresi bahagia masih tampak pada wajah dua guru SD Muhammadiyah 1 Giri, Kebomas, Gresik—atau yang dikenal dengan sebutan SD Muri Gresik.
Maklum, penghargaan Special Awards untuk Lomba Inovasi Media Pembelajaran dalam ajang bergengi Muhammadiyah Education (ME) Awards 2018 baru saja mereka berdua raih.
Saat ditemui PWMU.CO, Sabtu (12/8/18) di Gresik, dua guru itu: Riska Wahyu Hidayati SPd dan Fina Vaiqotul Himma SPd, menjelaskan bagaimana pengalaman mengikuti even tahunan yang digelar di Dome UMM Rabu (8/8/18) lalu.
“Saya termotivasi untuk bertemu dengan guru-guru hebat Muhammadiyah (di ME Awards) agar bisa lebih mengembangkan potensi,” ungkap Ustadzah Riska, panggilan sehari-hari Riska Wahyu Hidayati.
Motivasi itulah, menurut dia, yang membuatnya tak merasa terbebani harus menang. “Saat presentasi saya bisa tetap tenang dan ceria, serta berfokus menyampaikan info penting saja,” tuturnya.
Dalam lomba yang digelar Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim itu Riska memperoleh Special Awards 1 lewat karya berjudul Kota Pelangi, sebuah media untuk mengenal sifat-sifat cahaya di kelas VI, tempat dia mengajar.
Sementara itu, Ustadzah Fina—sapaan akrab Fina Vaiqotul Himma, menyampaikan, berpartisipasi dalam kegiatan tersebut bisa menumbuhkan kepercayaan diri agar bisa lebih mengembangkan ketrampilan profesi.
“Saat presentasi saya berfokus pada pengendalian diri, membuka pikiran, dan lapang dada atas masukan dan pendapat juri tentang karya saya. Sehingga terhindarkan dari mempertahankan dan pembelaan diri yang berlebihan,” ungkap dia tentang resep keberhasilannya.
Fina meraih Special Awards 6 dengan karya berjudul Rumah Kelereng. Media matematika yang dia gunakan untuk mengajar siswa kelas II itu untuk menjelaskan perkalian sebagai penjumlahan berulang.
Dia mengakui, salah satu faktor penting atas keberhasilannya itu adalah dorongan dari Kepala SD Muri Dina Hanif Mufidah. Menurutnya, dukungan moril berupa motivasi personal dari kepala sekolah sangat besar. Mulai dari penemuan ide, mendiskusikan konsep, hingga mengawal pembuatan media dan implementasi di kelas dilakukan.
“Bu Dina sangat memerhatikan inovasi pembelajaran guru, program supervisi setiap tahun ada temanya dan didokumentasikan per guru. Sehingga membuat kami semua melakukan kreasi dan inovasi,“ jelas Fina yang dibenarkan oleh Riska.
Ditemui secara terpisah, Dina Hanif Mufidah, menyampaikan bahwa kunci kesuksesan kedua guru tersebut ialah persiapan matang, penguasaan konsep materi, dan pemahaman nilai tambah dari karya mereka.
“Sebagai pimpinan saya hanya memberikan dorongon sesuai kebutuhan masing-masing guru. Tidak sama untuk semua guru. Contohnya untuk karya Ustadzah Fina saya minta fokus di muatan PPK (penguatan pendidikan karakter) pada medianya,” urainya.
Sedangkan untuk Ustadzah Riska, dia menjelaskan, saya minta lebih perhatian pada kekuatan medianya sebagai balance of digital media exposure atau penyeimbang paparan digital dalam pengajaran.
“Karena tidak selamanya di masa depan yang dibutuhkan hanya yang berbasis IT saja,” ujarnya.
Namun, menurutnya, secara umum dia tetap memberi bekal penguatan presentasi yang ia sebuat sebgai Sophie, akronim dari self confidence, open minded, humble, interesting, dan excellent.
“Kalau tampil di depan juri dengan percaya diri, namun tetap rendah hati dan terbuka terhadap saran dan kritik, di samping memperhatikan sisi kerapian dan penampilan fisik yang menarik, inssyallah akan menjadi yang terbaik. Inilah yang selalu saya bisikkan jauh-jauh hari sebelum hari H, bahkan sesaat sebelum presentasi babak final,” jelasnya.
Dina mengatakan, kemenangan dua guru SD Muri tersebut sekaligus melengkapi pencapaian sekolah ini sebagai Excellent School dalam Muhammadiyah Future School 2018 di ajang yang sama.
Selamat! (Dah)