PWMU.CO-Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 28 Jl. Raya Bangkingan Surabaya mengadakan rapat kerja bertempat di sekolah, Ahad (12/8/2018). Kegiatan ini diikuti oleh kepala madrasah, guru, dan pengurus Majelis Dikdasmen PCM Lakarsantri.
Agenda yang dibahas antara lain evaluasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS), manajemen, memantapkan kinerja sumber daya manusia (SDM), dan perbaikan proses belajar mengajar.
Wakil Ketua PCM Lakarsantri Dr Ir Sudiyarto MMA saat mengisi ceramah untuk bahan masukan raker mengatakan, kepala madrasah dan guru harus yakin memilih bekerja di tempat ini sebagai jalan yang benar. ”Keyakinan pilihan ini penting untuk meletakkan niat awal bekerja di sini sebagai ibadah untuk membina sumber daya manusia yang baik sesuai nilai Islam,” katanya.
Jika semua pengelola madrasah sudah sama niatnya, sambung dia, memudahkan untuk merumuskan langkah-langkah menuju kemajuan. ”Meskipun madrasah ini baru berdiri, tapi pengurus punya komitmen untuk memperhatikan kesejahteraan guru demi tugas membina SDM itu,” tuturnya.
Komitmen itu seperti gaji guru harus naik setiap tahun. ”Meskipun hanya sekitar 5-10 persen, gaji guru harus naik setiap tahun sebagai komitmen mewujudkan kesejahteraan guru. Pendapatan lembaga 65 persen dianggarkan untuk kesejahteraan guru,” kata Sudiyarto.
”Kita harus sepakat bersama kenaikan gaji terus dilakukan bertahap. Pertama, besarnya sesuai Upah Minimum Kota Surabaya. Setelah itu besarnya sesuai standar pegawai negeri (PNS). Setuju atau tidak bapak-bapak dan ibu-ibu?” tanya dosen Fakultas Pertanian UPN ini yang dijawab peserta raker dengan senyum-senyum.
Untuk mewujudkan manajemen madrasah yang baik, ujar Sudiyarto, perlu dibuat SOP (Standard Operational Procedure) di setiap kegiatan belajar mengajar. Jadi madrasah ini nanti punya banyak SOP. Contohnya, ketika siswa datang bagaimana guru menyambut mereka. Setelah itu harus ditentukan kegiatan apa di kelas sebelum memulai pelajaran.
”Contoh lainnya, untuk mendidik siswa baik shalatnya, selain diajari tata cara shalat sesuai sunnah, pelaksanaannya juga diatur semua siswa dan guru shalat berjamaah. Tidak boleh ada yang ketinggalan. Usai shalat berdzikir bersama dengan dipimpin salah satu siswa,” katanya.
Sementara Kepala MIM 28 Hidayat ST menyampaikan, dalam tiga tahun madrasah ini berjalan, kepercayaan masyarakat terus meningkat menyerahkan anaknya belajar di sini. Pada tahun pertama mendapat satu kelas, dalam tahun kedua dan ketiga mendapatkan dua kelas.
”Kita pun mendapat kuota untuk mengikuti akreditasi tahun ini. Karena itu kita harus bekerja maksimal memenuhi standar agar lulus akreditasi. MIM 28 yang memiliki akreditasi makin menambahkan kepercayaan masyarakat,” tandasnya. (sgp)