PWMU.CO-“Masak apa ini, Bu? Proteinnya mana?” tanya Jaminah SGz RD saat menilai lomba memasak di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (SD Mudipat), Sabtu (11/08/2018).
Lomba yang diikuti guru dan karyawan ini untuk memperingati HUT ke-73 Kemerdekaan Indonesia. Bertempat di halaman sekolah, suasana seru dan heboh ketika melihat aneka sayur mayur, ikan, udang, dan bumbu di atas meja. Mereka saling berteriak dan berkomentar mau diapakan bahan-bahan ini.
Tak pakai lama langsung saja bergaya ala chef profesional peserta memotong-motong sayur, ikan, dan meracik bumbu. Ketika semua bahan itu ditumis, aroma bumbu langsung menyebar di halaman menusuk-nusuk hidung.
Setelah makan matang lantas disajikan di meja. Juri pun datang mencicipi untuk memberi nilai. Jaminah menjelaskan, makanan harus mengandung gizi yang dibutuhkan tubuh. Lengkap ada karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin dengan porsi yang seimbang.
“Masakan diusahakan harus ada sayuran, itu sangat bagus terutama untuk anak-anak. Pembinaan tumbuh kembang yang baik sejak dini akan menciptakan anak yang sehat dan berkualitas,” jelasnya.
Selain Jaminah, ada satu lagi juri yaitu Evializa Meiwarty SKM RD. Mereka berdua adalah ahli gizi dari Instalasi Gizi RSUD dr Soetomo Surabaya.
Evializa menambahkan, ketika akan menggoreng, harus diperhatikan suhu minyak. “Ketika minyak dipanaskan lalu keluar gelembung-gelembung kecil, harus segera digunakan menggoreng. Jangan nunggu lama-lama,” jelasnya.
“Suhu terlalu panas bisa mengubah minyak dari tak jenuh menjadi jenuh. Itu tak baik buat kesehatan,” sambungnya.
Sementara Sumarlik, ketua Panitia Lomba mengatakan, lomba memasak diikuti 12 tim, terdiri dari guru dan karyawan. Satu tim terdiri dari 4-5 orang.
Sumarlik menambahkan, peserta diberi waktu memasak 90 menit. “Dalam waktu itu harus bisa dimanfaatkan untuk memasak bahan-bahan yang disediakan panitia,” ujarnya.
“Panitia menyediakan sawi, wortel, kembang kol, lobak, labu, kentang, jagung, kubis, bakso, sosis, udang, ikan bandeng, dan bumbu. Semua bahan-bahan itu harus dimasak semua,” jelasnya.
“Kalau ada bahan-bahan yang tidak dimasak, bisa mengurangi nilai. Ada beberapa kelompok yang tidak memasak lobak, karena tidak tahu harus dimasak apa lobak itu,” katanya. “Kriteria penilaian yaitu kreativitas, inovasi, penyajian, citarasa, kebersihan, dan kekompakan,” sambungnya. (Anang)