PWMU.CO – Wanita itu harus pinter. Memiliki ide-ide kreatif dan inovatif. Wanita itu harus bisa mendidik anak-anaknya menjadi sukses.
Pesan Nyai Walidah itu kembali menggema di ruang pertemuan Agro Mulia Prigen Pasuruan, Ahad (12/8/18).
Adalah Innik Hikmatin SPd MPdI yang menggaungkannya ketika menjadi pemateri dalam Baitul Arqom Kepala Amal Usaha Aisyiyah Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kababupaten Gresik.
Di hadapan 72 Kepala TK dan Kepala KB se-Kabupaten Gresik, Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PDA Kabupaten Gresik itu mengajak agara pesan istri KH Ahmad dahlan tersebut dipraktikkan sehari-hari.
Di samping mengenalkan kembali ‘ajaran’ Nyai Walidah, Innik pun menyampaikan 10 kepemimpinan dalam perjalanan satu abad Aisyiyah.
“Sengaja ini saya sampaikan agar para peserta bisa termotivasi dan terinspirasi dari kepemimpinan Nyai Walidah sampai Ibu Siti Noordjannah Djohantini,” ujarnya.
Selain itu Innik juga menyampaikan soal PHIWM atau Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Menurutnya, PHIWM adalah materi yang mendasar dan wajib disampaikan pada Baitul Arqom di semua organisasi otonom Muhammadiyah.
Dalam menyampaikan PHIWM, dia lebih menekankan pada implementasinya ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam beramal usaha.
“Kita harus implementasikan PHIWM dalam kehidupan sehari-hari baik secara pribadi, dalam kehidupan mengelola amal usaha, dan kehidupan profesi,” ajaknya.
Selama ini, ujarnya, belum ada instrumen terkait PHIWM: sejauh mana implementasinya dan bagaimana mengukurnya. Maka dia pun membuat Matrik Evaluasi Diri PHIWM agar bisa di gunakan sebagai media bagi peserta.
Wanita kelahiran Sidayu Gresik ini menjelaskan, implementasi PHIWM harus terukur. “Minimal untuk diri sebagai evaluasi diri dan kontrol diri dalam pengimplementasian PHIWM,” tutur dia.
Ada lima matrik yang dia siapkan, meliputi: pertama, program kegiatan diambil dari pedoman PHIWM. Kedua, rumusan indikator ketercapaian program/ pedoman.
Ketiga, praktik yang dilakukan peserta. Di kolom ini peserta menuangkan atau menuliskan tindakan/perilaku yang dilakukan sesuai indikator yg diharapkan.
Keempat, kekuatan yang dimiliki. Dan kelima, kelemahan yakni kelemahan diri yang selama ini belum optimal atau hambatan pelaksanaan dan target untuk optimal sesuai PHIWM.
Innik berharap akan ada tindak lanjut bagi pelaksana amal usaha setelah menerapkan dan melaksanakan apa yang telah ditulis pada matrik tersebut.
“Dan PHIWM dapat dilaksanakan dengan sebenar-benarnya,” pesannya. (Musyrifah)