PWMU.CO-Rezeki sudah ada yang mengatur karena Allah menjamin rezeki mahkluk tapi tetap diperlukan usaha maksimal untuk meraihnya. Sebagaimana kisah Hajar mencari air untuk anaknya di daerah yang kering hingga dia berlari-lari dari Bukit Shafa ke Marwa sebanyak tujuh kali.
Pesan itu disampaikan Daruno Arifin dalam khotbah shalat Idul Adha 1439 H di halaman Masjid Nurul Iman PRM Ketanon Utara Tulungagung, Rabu (22/8/2018).
Daruno Arifin mengatakan, kerja keras Hajar, istri Nabi Ibrahim, mencari air itu diabadikan sebagai salah satu rukun haji yaitu sai. ”Jadi meskipun rezeki sudah ada yang mengatur tetaplah berusaha maksimal untuk mencarinya seperti Hajar,” ujarnya.
Setelah kerja keras, Hajar mendidik Ismail hingga menjadi anak dengan akhlak terpuji, santun, sabar, religius meskipun dia ditinggal suaminya pergi menjalankan perintah Allah.
Kerja keras, kata Daruno, merupakan point pertama dari empat prinsip ajaran Nabi Ibrahim. Prinsip kedua, berdoa. Manusia sangat bergantung kepada Allah bahkan Ibrahim meminta untuk menjadikan negeri tempat untuk hajar dan Ismail, anaknya sebagai negeri aman.
“Dan ketika Ibrahim berdoa, Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala. (QS. Ibrahim 14: 35)
Ketiga, memiliki hati yang bersih. Dengan menjaga kebersihan hati maka manusia bisa membedakan perbuatan yang baik dan buruk. Namun apabila manusia telanjur berbuat buruk maka jalan keluarnya adalah taubatan nashuha.
”Kondisi sekarang ini banyak hati yang kurang bersih, sehingga teguran dari Allah hanya dianggap sebagai angin lalu saja tidak membuat semakin mendekat bahkan semakin menjauh dariNya,” katanya.
Prinsip keempat, tidak sombong. Di antara manusia kadang terjadi saling mengolok dan menonjolkan kebaikan diri atau kelompoknya. Kisah Nabi ismail tidak demikian, dia menegaskan kepada bapaknya, dia termasuk orang yang sabar.
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu, dia (Ismail) menjawab, wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS As-Saffat 37: 102).
Di tahun ini Masjid Nurul Iman menyembelih hewan kurban berupa empat sapi dan 10 kambing. Hera Bhakti (37) koordinator Idul Adha mengatakan, kali ini penyembelihan kurban tanpa didampingi jagal profesional. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. (Hendra)