KALAU umat Islam bersatu, kadang lupa bersyukur. Kalau berbeda pendapat, misalnya soal awal puasa atau jatuhnya Idul Fitri-Idul Adha, ributnya bukan main. Karena itulah mari bersyukur dengan tak ada perselisihan soal jatuhnya hari gerhana matahari 9 Maret.
Alangkah indahnya, masjid-masjid jauh-jauh hari sudah mengumumkan tanggal masehi penyelenggaraan salat gerhana berjamaah. Biasanya untuk salat Idul Fitri hanya diberi tanggal 1 Syawal dan kalau salat Idul Adha 10 Dzulhijjah, tanpa tanggal masehi yang masih diributkan.
(Baca: Belum Yakin Arah Kiblatmu? Hari ini Waktu Terbaik Meluruskannya dan Gerhana Lambang Muhammadiyah)
Syukurlah, ternyata umat bisa rukun. Tentu saja kali ini tak ribut soal metode hisab atau rukyat. Semuanya “sepakat” pakai metode hisab, yakni dihitung ilmiah jauh-jauh hari dengan keyakinan benar 9 Maret gerhana matahari melintas Nusantara. Tak perlu sampai merukyat, mengamati gerhana di hari terjadinya untuk haqqul yakin.
Tapi jangan dibangga-banggakan kebersatuan memakai metode hisab itu. Nanti ribut lagi. (*)