PWMU.CO – Untuk mendapatkan hasil pembentukan anak yang berkualitas, salah satunya harus didukung oleh pendidik yang profesional.
Hal tersebut disampaikan Dr Isniyati Sulistiani dari Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (PGTK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas), Jumat (24/8/18).
Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) I PAUD Nasyiatul Aisyiyah (NA) di gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jakarta, Isni—sapaan akrab Isniati Sulistiani—menyampaikan, pendidik PAUD itu harus keren, kompeten, dan hebat.
“Keren penampilannya sehingga disukai murid, memenuhi standar kompetensi pendidik, dan harus hebat untuk melahirkan generasi yang hebat pula,” ujarnya.
Salah satu bentuk kegiatan peningkatan kompetensi pendidik, lanjutnya, seperti kegiatan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat NA selama tiga hari ini, Jumat-Ahad (24-26/8/18).
Isni mengatakan, hasil riset Bank Dunia tentang kebermanfaatan tunjangan profesi terhadap kualitas layanan pendidik disimpulkan pada pertemuan internasional di Meksiko.
“Hasilnya doubling for nothing. Maksudnya, sudah dinaikkan dua kali lipat, tapi dampaknya nihil,” ungkapnya kepada 55 peserta dari 28 Pimpinan Wilayah NA se-Indonesia.
Karena itu, sangat penting bagi pendidik PAUD untuk terus meningkatkan profesionalitasnya. “Guru yang profesional itu sebagai mandat atau amanah dan mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah, sehingga menghasilkan generasi emas berkualitas,” tuturnya.
Isni mengingatkan, program kegiatan keseharian anak harus meliputi STEM, yakni Science, Technology, Engineering, and Math Activities.
“Upayakan kita mendidik itu logis, jangan takuti anak-anak dengan hal mistik. Manfaatkan teknologi yang ada. Biasakan anak-anak beraktivitas sesuai prosedur dan berpikir logis dalam kuantitatif,” terangnya kepada peserta yang mayoritas guru PAUD Nasyiah.
Ia mengakui, saat ini gaji guru PAUD khususnya Kelompok Bermain masih belum sesuai dengan tuntutan profesi dan tanggung jawab yang tinggi.
“Saat ini kami masih memperjuangkannya. Semangatnya harus ‘sajuta’ alias sabar, jujur, tawakal,” ujarnya memotivasi disambut tepuk tangan para peserta. (Vita)
Discussion about this post