PWMU.CO – Memimpin sebuah organisasi harus memiliki tanggung jawab moral yang tidak bisa disia-siakan, maka harus diperhatikan perihal ucapan, sikap dan tingkah laku seorang pimpinan termasuk pimpinan di organisasi mahasiswa.
Inilah yang disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr Fauzan, dalam pelantikan fungsionaris organisasi intra kampus yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU) dan Senat Mahasiswa Universitas (SEMU) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), di Aula Rumah susun Mahasiswa (Rusunawa) Jumat/8/2018).
“Anda sudah harus menjaga tanggungjawab moral sebagai seorang, baik ucapan, sikap dan perilaku, karena anda sudah mulai memasuki fase pemimpin,” ujarnya.
Fauzan melanjutkan pesan moralnya kepada kurang lebih 200 pimpinan organisasi intra kampys UMM tersebut.
“Anda terpilih menjadi pemimpin diantara teman-teman mahasiswa, dan memiliki tanggung jawab yang mewakilinya lebih dari 34 ribu jumlah mahasiswa UMM,” tegasnya.
Menurut Fauzan, waktu satu periode di kepemimpinan lembaga intra UMM tidaklah lama maka harus dimaksimalkan untuk menjadi juara dibidang akademik dan membuat terobosan baru di dunia aktifis.
“Kepemimpinan ini adalah golongan yang memiliki mimpi-mimpi yang besar, karena anda sudah menjadi pimpinan BEMU, SEMU, hingga jajaran pimpinan intra ditingkat fakultas dan jurusan,” katanya mengingatkan untuk terus melahirkan de dan mimpi.
Kemudian Rektor UMM ini juga menghimbau, jangan menjadi pemimpin yang besar tapi radiusnya kecil. “Jadilah pemimpin yang memiliki radius besar dan berjaringan luas,” imbuhnya.
“Tidak boleh kepemimpinan fungsionaris dijadikan alasan untuk lemah dalam akademik,” katanya penuh ketegasan supaya kemampuan akademik seorang aktivis juga harus baik.
“Bidang keagamaan jadi contoh, bidang akademik jadi contoh, dunia aktifis juga bisa jadi contoh,” tandasnya.
Fauzan melanjutkan, manusia yang tidak maju adalah manusia yang pandai mencari alasan, jika sudah begitu maka tidak layak menjadi pimpinan fungsionaris intra.
“Dulu saya ketua BPM, saya dulu berproses dalam fungsionaris intra. Belajar menjadi orang memahami kehidupan, yaitu mau menerima saran kritik, menerima masukan, jangan marah dan tersinggung saat diingatkan atau dikritik,” kisahnya berharap bisa dipetik oleh para pimpinan intra kampus UMM yang telah dilantik tersebut.(Izzudin)