PWMU.CO-Pelajar menjadi sasaran pengedar narkoba. Sudah saatnya sekolah berperan menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dengan menyelipkan bahaya narkoba dalam mata pelajaran.
Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Muhammad Arifin di depan kepala sekolah, guru dan karyawan SMP Muhammadiyah 7 Dupak Jaya Surabaya, Senin (27/8/2018).
Arifin menyampaikan beberapa teknik menyampaikan materi bahaya narkoba melalui semua mata pelajaran dalam kurikulum integrasi anti narkoba. ”Guru saat menyampaikan pelajaran bisa memasukkan bahaya narkoba dalam bahasan dan tugas siswa,” kata anggota Badan Nasional Narkotika (BNN) Jawa Timur ini.
Dia mencontohkan pelajaran Matematika. Guru dapat memberi tugas siswa untuk mengamati dan mendengarkan cerita jumlah teman-temannya yang merokok, mengisap ganja, minuman minuman keras, pakai ekstasi, sabu-sabu dan lainnya. Kemudian diminta membuat grafik untuk dibandingkan dengan siswa yang tak memakai.
”Metode lainnya bisa juga dengan tugas membuat angket. Mewawancarai teman-temannya tentang pengetahuan dan sikap terhadap narkoba. Hasilnya dibuat table atau grafik kemudian didiskusikan, merumuskan masalah dan pemecahannya,” katanya.
Pelajaran lain juga bisa diterapkan. Misalnya Biologi. Guru mengenalkan jenis-jenis narkoba, bentuk, dan gambarnya. Menjelaskan kandungan masing-masing narkoba. Kemudian diterangkan proses kimiawi dan metabolisme bila dimasukkan tubuh. Pengaruhnya kepada kerusakan syaraf dan organ tubuh lainnya.
Kepala Sekolah Uji Utsama SPd menyampaikan, inovasi pembelajaran dengan memasukkan bahaya narkoba diperlukan agar siswa terhindar. Guru perlu diberikan teknik menyampakan materi ini agar materi yang disampaikan mengena dan dipahami siswa.
”Secara psikologis, guru juga dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan perilaku anak di lingkungan sekolah lewat pelajaran yang disampaikan,” katanya. ”Acara ini akan berlanjut pada tes urine untuk mendeteksi apakah siswa ada yang pemakai narkoba dan upaya pendampingannya,” ujar dia menambahkan.
Selain M. Arifin, tim LDK yang juga hadir dalam acara ini adalah Tulus Widodo, Warsono dan Jusfid Efendi. Para dai LDK ini banyak memiliki data dan pengalaman menangani anak-anak jalanan dan bermasalah dengan narkoba. (Mar)