PWMU.CO – Salah satu cara untuk mengetahui kualitas air adalah dengan melakukan sensus ikan yaitu dengan pengamatan jenis dan pembedahan perutnya.
Hal itulah yang ingin diketahui siswa Kelas VI SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, ketika berada di Kantor Ecoton, sebuah yayasan peduli lingkungan yang bermarkas di Desa Wringinanom, Kecamatan Wringinanom, Kabupatn Gresik, Rabu (5/8/19).
Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi MSi menyampaikan, dalam kegiatan yang dilakukan di wilayah aliran Kali Surabaya itu, dilakukan pengamatan jenis ikan yang berada di hilir Sungai Bratas tersebut. Selain itu, diadakan penelitian kandungan logam berat atau senyawa berbahaya dalam ikan.
“Dari sini bisa diketahui bagaimana kondisi atau kualitas air di aliran sungai yang mengalir di sepanjang wilayah Mojokerto hingga Surabaya ini,” tuturnya.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 08.00 WIB, diawali dengan penimbangan dan pengukuran berat ikan oleh nelayan dari Jombang.
Dengan didampingi Prigi Arisandi, siswa SD Muhammadiyah 1 Wringinanom menyaksikan proses pembedahan ikan yang dilakukan oleh Andreas Agus Kristanto Nughro SSi, Manager Bidang Pendidikan dan Koordinator Peneliti Senior Ecoton.
Saat proses pembedahan tersebut, para siswa tampak terperangah. Mereka tidak menyangka, bedah perut ikan itu memberikan informasi tentang jenis kelamin ikan, makanan ikan, dan perbedaan jenis ikan yang hidup pada suatu ekosistem, dan informasi menarik lainnya.
Seperti ketia mereka sebuah organ berbentuk semacam pelampung kecil yang berfungsi untuk menaik dan menurunkan badan ikan saat berenang di air.
“Keren, ada bubble-nya”, kata Aeshnina Azzahra Aqilani, siswa Kelas VI Salman Al Faissy saat melihat organ yang berfungsi bak pelampung bagi tubuh ikan itu.
Siswa-siswa ini semakin terperanjat saat mengetahui di perut ikan yang sedang dibedah Andreas tersebut ditemukan semacam ranting dan microplastics.
Ketakjuban semakin besar saat melalui bedah perut ikan itu mereka bisa membedakan jenis ikan yang hidup di aliran Kali Surabaya ini seperti rengkik, bader putih, bader merah, cendil, dan lainnya.
Prigi Arisandi menambahkan, kesadaran pentingnya menjaga kualitas air perlu ditanamkan sejak dini pada para siswa.
Sebab, menurutnya, pengetahuan akan kualitas air adalah informasi yang sangat berharga mengingat begitu besar manfaat air bagi makhluk hidup.
“Hal inilah yang membuat air sering disebut sebagai sumber kehidupan karena tanpa air manusia maupun makhluk hidup yang lain pasti akan mati,” terangnya.
Jika manusia bisa bertahan hidup selama 10 atau 14 hari tanpa makan, sambungnya, maka tidak dengan tanpa air. “Dalam kondisi sehat, manusia hanya bisa bertahan hidup tanpa air selama 3 sampai 4 hari. Itulah salah satu contoh pentingnya air bagi manusia terutama,” ungkapnya.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Kholiq Idris SPd senang dengan terlaksananya kegiatan ini. “Alhamdulillah, semoga dengan kegiatan ini bisa menyadarkan anak-anak pentingnya menjaga lingkungan terutama tidak membuang sampah di sungai,” ujarnya. (Miftakhul Muzdalifah)
Discussion about this post