PWMU.CO-“Jika ingin berjalan cepat, berjalanlah sendirian. Jika ingin mendapatkan pelajaran berarti, berjalanlah bersama-sama.”
Pepatah itu rupanya menjadi inspirasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Universitas Muhammadiyah Malang(UMM) untuk menggelar Masa Taaruf Mahasiswa (Masatama), Sabtu (8/8/2018).
Acara ini IMM berkolaborasi dengan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) seperti Tapak Suci dan Hizbul Wathan. Mendatangkan inspirator muda milenial Fahd Pahdepie, Ketua Umum DPP IMM Najih Prastiyo, Wakil Rektor III UMM Dr Sidiq Sunaryo , serta aktivis IMM dari 10 Komisariat. Acara dihadiri lebih dari 1.000 mahasiswa baru dari 10 fakultas di UMM.
Tema yang diangkat tahun ini Peran Mahasiswa dalam Menjawab Tantangan di Era Milenial. Pemilihan tema tersebut mendapatkan apresiasi dari Dr Sidiq Sunaryo. “Ini merupakan bagian dan tanggung jawab, apalagi tema yang dipilih sangat sesuai dengan kondisi kekinian mahasiswa,” ungkap dosen Fakultas Hukum ini.
Pada kesempatan tersebut, Najih Prastiyo yang baru terpilih sebagai ketua umum DPP IMM pada Muktamar XVIII IMM awal Agustus lalu menyebutkan, penerapan sinergitas AMM di kampus putih ini akan memperkuat tiga ideologi dasar IMM.
“IMM serta AMM di lingkup UMM yang selalu bersinergi memperkuat religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. Dengan nilai itu, segala persoalan di era kekinian mampu diselesaikan secara fundamental dan menyeluruh,” ujar Najih di hadapan ribuan mahasiswa baru yang memenuhi auditorium GKB IV.
Sinergitas yang dilakukan IMM UMM melalui taaruf mahasiswa baru dan seminar nasional ini disebut Fahd Pahdepie sebagai kolaborasi milenial. Penulis dan sosiopreneur yang juga aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini menyebut, narasi perdamaian yang mengampanyekan persatuan bermula dari kolaborasi gerakan milenial untuk menciptakan perubahan.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Ode Rizki Prabtama, ketua korkom IMM UMM menyebut, antusias mahasiswa baru dalam gelaran taaruf dan seminar nasional ini menyebabkan over capacity. “Gedung hanya berkapasitas 800 orang, tapi yang hadir 1.000 mahasiswa lebih. Sampai ada yang duduk lesehan. Ini peserta terbanyak selama 10 tahun terakhir, ” ungkap mahasiswa asal Maluku tersebut.
Melalui Mastama, mahasiswa baru mendapatkan media untuk mengenal Muhammadiyah beserta organisasi otonom di bawahnya, terutama IMM, secara lebih mendalam. Ode berharap, mahasiswa baru dapat bergabung di ortom Muhammadiyah di UMM sehingga dapat mengisi masa mahasiswa di tempat yang dapat memberinya penempaan dan wadah berproses membentuk kepribadian unggul.
Di akhir Mastama, ada peluncuran buku berjudul Di Mata Kita yang merupakan buah karya aktivis IMM dari 10 komisariat di UMM. (Isna)