PWMU.CO – Tugas sekretaris jangan dipahami cuma sebagai tukang bikin surat. Seorang sekretaris profesional itu melakukan komunikasi efektif pada stakeholder organisasi.
Sekretaris Departemen Sosial Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur Ria Eka Lestari SSi menegaskan hal itu saat menjadi pemateri pada Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah (DANA) 1, di TK Aisyiyah 27 Karang Semanding, Balongpanggang, Gresik, Senin (10/9/18).
“Seorang sekretaris harus bisa bekerja secara efektif dan efisien. Mampu membantu ketua mengerjakan pekerjaan terkait administrasi. Ia harus mampu menjadi partner ketua,” terang Tari, sapaannya, saat menyampaikan materi Administrasi Nasyiatul Aisyiyah pada kegiatan yang diadakan Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Balongpanggang.
Jadi, sambungnya, hardskill dan softskill harus dikuasai. “Penguasaan hardskill seperti melakukan korespondensi, pengarsipan (elektronis), dan mengatur perjalanan dinas organisasi,” urai Wakil Sekretaris Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Gresik itu.
Menjadi komunikator ulung, kata Tari, adalah bagian dari softskill. Selain itu, membangun jejaring, memahamkan etika organisasi, dan mampu berpenampilan secara profesional, adalah kemampuan softskill lainnya yang harus dimiliki sekrataris.
“Nah, kalau temen-temen jadi Sekretaris Nasyiah (sebutan Nasyiataul Aisyiyah), jangan cuma bikin surat. Tapi aktiflah berkomunikasi dengan anggota Nasyiah yang lain. Misalnya, menyapa di group WhatsApp,” dia memberi resep.
Tapi, dia melanjutkan, jangan melulu tanya tentang rapat. “Sekali-kali tanyalah tentang resep sambal buatannya, atau kabar putra-putrinya. Itulah cara sekretaris menjaga jalannya roda organisasi,” paparnya.
Menurut Sekretaris Kwartir Cabang Hizbul Wathan Manyar Gresik ini, tugas sekretaris organsisasi dakwah itu bahkan tak mengenal libur.
“Sekretaris Nasyiah itu ndak ada ada istilah hari libur. Meskipun tanggal merah, atau hari Ahad, ya tetap bikin surat jika dibutuhkan,” ungkapnya.
Guru SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) yang juga Sekretaris Sekolah Center Klinik Pendidikan MIPA (KPM) SDMM Gresik itu memberi tiga resep bagaimana menjadi sekretaris yang baik.
“Harus punya tiga hal, yaitu keinginan kuat untuk maju, kemauan bekerja keras, dan ketersediaan mengembangkan diri,” tegasnya.
Di sesi akhir, untuk memberikan penguatan materi Tari mengajukan beberapa pertanyaan pada peserta. Kepada peserta yang memberi respon dia memberi reward berupa souvenir mangkok. Mereka adalah Ervina (Dusun Wotansari Dsea Wotansari), Nemok Sundari (Desa Banjar Agung), dan Ifa Sutarmi (Desa Sekar Putih).
Ah, asyik juga jika seorang ‘spesialis’ sekretaris membagi ilmu, pengalaman, dan mangkok! (Liza Rahmawati)