PWMU.CO-Makna hijrah masa kini adalah berpindah dari keburukan menuju kebaikan. Hijrah untuk memperbaiki diri. Terutama memperbaiki akhlak. Maka kaum muslimin khususnya para ulama berdakwahlah dengan lembut, tak semata mencari kekuasaan belaka.
Demikian pesan Ustadz Ahmad Masduqi Lc MA, Direktur Mahad Umar bin Khattab Umsida pada pengajian ukhuwah Ahad pagi di Masjid Asy Syuhada Ngagel Surabaya, Ahad (16/9/2018).
“Mengapa dakwah Islam seolah limbung. Jalannya oleng. Karena dakwah kita nggak didukung oleh kekuasaan. Mereka sibuk diri sendiri. Mestinya hijrah bukan pindah dari Kantor MUI ke Istana,” seloroh Masduqi disambut tawa jamaah PCM Ngagel.
Dia mengatakan, saat ini umat Islam tak ada alasan meniru Rasulullah SAW yang hijrah fisik. Pindah tempat dari Mekah ke Madinah. Sebab saat ini negara masih melindungi kaum muslimin.
“Dulu Nabi tidak bisa menjalankan ibadah dengan khusyuk dan keselamatan jiwanya terancam. Sehingga harus hijrah. Sekarang hijrah itu bermakna berubahlah dari yang nggak jujur jadi jujur,” jelasnya.
Pada konteks kekinian, sambung dia, kaum Muslimin hanya perlu hijrah kepribadian. Yaitu terus memperbaiki diri dari keburukan menuju kebaikan. Hijrah itu proses, sedangkan tujuannya adalah agar menjadi baik.
“Perbaiki shalatmu maka Allah akan memperbaiki hidupmu. Kalau shalatnya nggak khusyuk dan tumakninah, maka pasti seseorang itu morat-marit hidupnya. Jadi pemimpin ia tidak bisa adil,” tegas Masduqi yang pernah mengenyam pendidikan di Pakistan itu.
Dosen Umsida ini mengajak kaum muslimin untuk menata niat hijrah. Menurutnya barangsiapa hijrahnya untuk kepentingan dunia, maka tak akan dapat pahala hijrahnya. Hijrah untuk Allah bukan untuk yang lain. “Niat itu ibarat alamat. Kalau salah alamat bisa-bisa salah tempat,” katanya. (Mulyanto)