PWMU.CO – Peserta Women Journalist Workshop Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah) Jawa Timur berkesempatan melihat proses tayangan langsung (live) di stasiun televisi lokal SBO TV Surabaya, Sabtu (15/9/18) malam.
“Eranya sudah berubah, makanya banyak perusahaan teknologi sekarang berlomba-lomba mengembalikan teknologi video. HP yang utama adalah videonya. Aplikasi sekarang juga banyak terkait video. Jadi sudah saatnya Nasyiah menguasai teknik broadcast sederhana,” tutur Produser SBO TV Agus Fanany.
Bertempat di Studio Dalam SBO TV Graha Pena Lantai 21 Surabaya, Agus—panggilan akrabnya—mengenalkan aplikasi nyata yang lebih luas dari materi teknik pengambilan gambar yang sebelumnya dia sampaikan di Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur pada siang harinya.
“Ini namanya telepromter. Alat ini yang memunculkan naskah yang dibaca presenter. Di belakangnya ada kamera yang langsung menangkap gambar, sehingga seakan-akan presenter tidak membaca layar,” jelasnya sembari menunjuk alat besar mirip monitor komputer.
Di hadapan 32 peserta yang berasal dari Departemen Komunikasi dan Informasi (Komin) Nasyiah di 16 kabupaten/kota se-Jatim, Agus mengajak peserta me-review kembali video Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang mereka buat pada siang hingga sore di hari itu.
“Konten ILM yang teman-teman buat tadi rata-rata sudah cukup bagus untuk pemula. Pesan dakwah Nasyiah ada yang sudah bisa tersampaikan pada penonton, tetapi ada juga yang belum karena bising. Ini perlu berkali-kali mengambil gambar agar terbiasa menguasai tekniknya,” ujar pria asal Kota Pahlawan itu.
Dalam penutupan workshop yang diselenggarakan oleh Departemen Komin Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jatim ini, Agus memberikan penilaian dua tim terbaik dari 6 tim yang ada. Penghargaan ini dilakukan di studio luar SBO TV.
“Selamat kepada kelompok dengan judul karya ‘Kariyem di Karimaju’ dan ‘Peran Nasyiah dalam Keluarga dan Masyarakat’. Konten ILM dan editing sudah lumayan untuk pemula, tinggal pemilihan judulnya yang kurang. Ndak papa, butuh sering berkarya,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Agus menjawab pertanyaan salah satu peserta yang menanyakan sumber dana stasiun televisi.
“Ya kalau media cetak kan jelas dari penjualan dan iklan. Misal koran, ya dari hasil jualan koran. Lha kalau tv seperti kita ya murni dari iklan, karena kita ndak mungkin jualan tv,” jawabnya diikuti tawa peserta.
Sementara itu, Produser Program SBO TV Yudiasko yang turut berbagi ilmu dengan peserta menyampaikan harus ada AIDA dalam Nasyiah jika ingin go public.
“Awareness yaitu bahwa saya harus dikenal. Lalu interest yaitu harus menarik dong, punya impact yang bagus untuk masyarakat. Selanjutnya adalah akan timbul reaksi dari masyarakat berupa desire yaitu keinginan yang menimbulkan hasrat orang untuk tertarik pada Nasyiah. Dan yang terakhir adalah action, ini yang kita inginkan. Berbondong-bondong orang bilang ayo ayo ikut Nasyiah,” ungkap Yudi, sapaannya. (Ria Eka Lestari)
Discussion about this post