PWMU.CO – Wajah Tarisah masih kelihatan kuyu. Tampak kalau dia menahan kantuk berat. Maklum, siswi Kelas XI IIS itu sudah harus meninggalkan peraduannya sejak pukul 01.00 untuk menuju pasar, Selasa (25/9/18).
“Ngantuk sekali. Ini pengalaman pertama, malam-malam harus bangun bantuin jualan,” ucapnya. Pemilik nama lengkap Tarisah Syafia Jannah ini harus bangun dinihari karena ia harus membantu orangtua asuhnya berjualan sayur di pasar.
“Saya sebenarnya kasihan menyuruh anak-anak bangun jam satu malam ikut saya ke pasar. Tapi anak-anak memaksa ikut saya dodolan (jualan) sayuran,” ujar Karminten, orangtua asuh Tarisah.
Ya, Tarisah harus meninggalkan kemapanan yang biasa ia lakoni di kawasan elite Gresik Kota Baru (GKB). Sebab selama lima hari (24-28/9/2018) ia bersama siswa-siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik harus menjalani program Spiritual Journey di Dusun Tanjungan, Desa Brangkal, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Pengalaman lain diceritakan Akmal Riswanda. “Kita tadi ke sawah membantu mengambil air di sumur. Lalu mbantu mengumpulkan rumput,” komentar siswa kelas XI MIA yang juga tinggal di GKB. Sebagai keluarga yang tinggal di kota tentu pengalaman mencari rumput adalah sesuatu yang baru.
Kisah berbeda dilakoni Farhan Goodman dan Choirul Huda—yang mendapat orangtua asuh yang sama, pedagang es keliling. Keduanya harus membantu berjualan Es Wawan di sekolah-sekolah sekitar Dusun Tanjungan.
“Esnya tadi laku sedikit, tapi kami cari tempat lain muter-muter biar habis,” kisah Farhan Goodman.
Ketua Panitia Wafiq Amiqoh SPd menjelaskan, Spiritual Journey adalah satu program unggulan sekolah berjulukan Smamio itu. “Program ini bertujuan membentuk ketangguhan pribadi dan ketangguhan sosial,” ujarnya. Pada PWMU.CO, Rabu (26/9/18).
Selain itu, lanjutnya, siswa yang sehari-hari hidup berkecukupan alias dari keluarga kaya itu dilatih agar dapat meraskan kehidupan sehari-hari masyarakat menengah ke bawah. “Sehingga mereka dapat meningkatkan rasa syukur,” ujarnya.
Ustadzah Wafiq—sapaaanya—mengatakan, di pagi hari peserta Spiritual Journey diberi tugas membantu bekerja para orangtua asuh sesuai dengan profesi masing-masing.
“Selain itu, anak-anak digembleng untuk meningkatkan ibadah: mulai dari shalat lima waktu berjamaah di masjid, shalat tahajud, dan tadarus Alquran,” ujarnya.
Dia berharap, usai dilatih dalam kehidupan sederhana ini para siswa bisa menjadi pribadi mandiri dan siap menghadapi tantangan hidup.
Jadi, sayur-sayur …! Es Wawan… ! (Adis)