PWMU.CO – Ekspresi kebahagiaan terlihat jelas pada wajah Mbah Parjo yang sudah tampak keriput itu. Pasalnya di usia senjanya, 82 tahun, ia benar-benar berhasil memiliki rumah.
Selama lima tahun terakhir ini—bersama istrinya—ia tinggal di emperan sebuah rumah yang sudah tak lagi dihuni oleh pemiliknya, di Jalan Sersan Suharmaji, Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota, Kota Kediri.
Dinginnya malam, embusan angin kencang, juga debu atau percikan air hujan, selalu menemani hari-harinya.
Tapi, kini, semua itu tinggal kenangan, setelah Lazismu mendirikan rumah layak huni untuk Mbah Parjo di atas tanah miliknya berukuran 5×10 meter di Dusun Baudendo RT 03 RW 06 Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota, Kota Kediri.
Mbah Parjo mengisahkan, tanahnya itu dia beli setelah bertahun-tahun mengumpulkan uang bersama istrinya dengan memelihara kambing, ayam, dan mentok. Dia juga berjualan peyek keliling dari rumah ke rumah setiap hari dengan naik sepeda.
Rumah Mbah Parjo bantuan Lazismu Lazismu Kantor Layanan Kota Kediri. (Nur AS/PWMU.CO)Akhirnya Lazismu Kantor Layanan Kota Kediri yang bersinergi dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kaliombo berhasil membantu Mbah Parjo mewujudkan impiannya itu berupa rumah berukuran 5×5 meter—terdiri dari ruang tamu, 1 kamar tidur, kamar mandi, dan dapur kecil.
“Kulo seneng sanget sampun didamelne griyo. Sakniki pun mboten kademen maleh,” ujarnya saat penyerahan kunci rumahnya, Rabu (26/9/18). Dia merasa sangat senang telah dibuatkan rumah sehingga sekarang tak lagi kedinginan.
Atas bantuan itu ia menyampaikan terima kasih kepada Lazismu dan pihak-pihak lain yang telah membantu pendirian rumahnya. Seperti Ketua PRM Kaliombo Muhsin SSos yang menginisiasi pembangunan rumah dan Ketua Kadin Kota Kediri H. Moh. Sholihin yang menjadi donatur.
“Matur suwun Lazismu, Pak Muhsin, Pak Sholihin. Kulo mboten saget nopo-nopo mugi-mugi Gusti Allah ingkang mbales amal panjenengan sedoyo,” ujarnya. Selain berterima kasih ia berdoa semoga Allah memberi balasan pada semuanya.
Muhsin menceritakan, perkenalannya dengan Mbah Parjo terjadi karena dia termasuk pelanggan peyeknya.
“Saat beli peyek Mbah Parjo, beliau cerita tentang keadaannya (tinggal di emperan), ujarnya pada PWMU.CO.
Dia melanjutkan, karena bedah rumah adalah bagian program Lazismu maka kita bergerak untuk menindaklanjuti. “Kemudian disurvey tempat tinggalnya. Lalu berlanjut hingga terwujud seperti ini,” ujarnya.
Sementara itu Moh. Sholihin berharap agar Lazismu tidak berhenti sampai di sini. “Masih banyak rakyat seperti Mbah Parjo yang tinggal di rumah tidak layak huni. Di sinilah peran Lazismu hadir sebagai solusi yang ditunggu oleh masyarakat,” pesannya.
Ketua Kantor Layanan Lazismu Kota Kediri Ir H Saptowo Salimo menyampaikan terimakasih kepada para donatur yang telah membantu program bedah rumah Lazismu sehingga bisa mewujudkan rumah untuk Mbah Parjo—yang sampai ini sudah menghabiskan dana Rp 20 juta, belum termasuk teras yang akan segera dibangun.
“Semoga Allah memberikan pahala atas amal infak yang telah kita keluarkan dan dicatat sebagai amal jariyah,” harap dia.
Sebagai wujud syukurnya kepada Allah SWT, Mbah Tarjo bertekad untuk selalu menjaga ibadah shalatnya. Untuk itu ia akan minta bimbingan pada Ketua PRM Kaliombo Muhsin.
Selamat Mbah Parjo. Semoga Allah SWT akan memberikan kebahagiaan dunia-akhirat! (Nur AS).
Discussion about this post